Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers di Kemenlu, Jakarta, 11 Juli 2016, terkait penculikan tiga WNI oleh kelompok bersenjata di perairan Sabah, Malaysia. (Foto: MTVN/Sonya Michaella)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman terkait penculikan tiga WNI di perairan Sabah oleh kelompok bersenjata.
Menurut sejumlah laporan, ketiga WNI sudah dibawa penculik ke Filipina Selatan. Diduga kuat kelompok penculik ini adalah Abu Sayyaf.
"Saya sampaikan kepada mereka bahwa kejadian seperti ini tidak dapat ditolerir lagi. Saya sampaikan juga bahwa ketiga negara harus menaruh perhatian besar dalam kasus ini," tegas Menlu Retno pada konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2016).
Keselamatan para sandera, kata Menlu, tetap menjadi hal yang prioritas untuk Pemerintah Indonesia. "Indonesia siap untuk bekerja sama dengan Malaysia dan Filipina dalam upaya pembebasan para sandera," tuturnya.
Kementerian Luar Negeri RI juga telah berkoordinasi dengan empat perwakilan RI di Malaysia dan Filipina, antara lain KBRI Kuala Lumpur, KJRI Tawau, KBRI Manila dan KJRI di Davao untuk memantau lebih jauh perkembangan kasus ini.
"KJRI Tawau sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat," lanjut Menlu Retno.
Sebelumnya pada 1 Juli kemarin, Menlu Retno telah mengunjungi Manila untuk bertemu dengan Menlu Filipina yang baru setelah pelantikan Presiden Rodrigo Duterte.
"Dalam kunjungan saya tersebut, saya juga menyampaikan surat dari Presiden Joko Widodo yang di dalamnya menyampaikan pesan untuk meminta perhatian khusus dalam penyelamatan sandera WNI," pungkasnya.
(MTVN/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar