Dari sejak satu tahun lalu dan setelah kematian Raja Abdullah, Arab Saudi sedang mengalami problem jati diri.
Untuk itu, Riyadh perlu untuk memperbaiki jati diri di mata dunia. Untuk itu, menteri budaya baru Arab Saudi yang merupakan seorang wartawan berpengalaman menyadari hal ini.
Adil Al-Thuraifi, Menteri Budaya Arab Saudi, adalah lulusan sebuah sekolah ekonomi di London dalam jurusan hubungan internasional. Ia berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul “Merajut Hubungan Tehran dan Riyadh”. Setelah ditunjuk sebagai menteri, ia membuka sebuah jaringan berita berbahasa Persia.
Al-Thuraifi mengaku, rakyat Iran harus lebih banyak mengetahui kehidupan sehari-hari yang sedang dijalani oleh rakyat Arab Saudi. Keputusan ini bisa membantu merenovasi hubungan bilateral antar kedua negara.
Tentu, tidak bisa kita lupakan bahwa bencana Mina yang telah merenggut nyawa ratusan rakyat Iran akan mengganjal usaha menteri budaya baru Arab Saudi ini.
Menurut Al-Thuraifi, ada tiga masalah yang harus diperhatikan dalam usaha membangun hubungan antara Riyadh dan Tehran: (a) perbedaan aliran; (b) kesenjangan kebudayaan; (c) orientasi yang kontradiktif dalam hal keamanan Timur Tengah.
Dengan demikian, Al-Thuraifi berusaha untuk mengurangi kesenjangan budaya antara kedua bangsa ini melalui fasilitas media.
Perlu diketahui, Al-Thuraifi adalah seorang liberal yang pernah belajar di Inggris. Tentu, ide media yang dilontarkan tidak begitu banyak memiliki pembeli di kalangan keluarga kerajaan. Untuk itu, aksi media yang telah ia lakukan telah menuai amarah para mubaligh Wahabi di negara ini.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar