Ilustrasi
Oleh: Sumanto Al Qurtuby
Saya sering berfikir dan merenung apakah mereka yang hobi menipu dan mengemplang uang umat dan duit rakyat (baik birokrat, politisi, aparat, atau bahkan “pasangan tlembuk” yang punya agen umroh First Travel itu), tidak malu kalau naik haji dan bolak-balik umroh?
Apakah “kaum borjuis”, kaum seleb atau kaum artis atau siapa saja yang hidupnya penuh dengan keglamoran dan kemewahan, tidak merasa risih dan malu kalau berhaji dan berumroh, apalagi kombak-kambek haji dan umroh kayak setrikaan? Apalagi “pasangan suami-istri tlembuk” pengemplang dana umroh umat itu. Apakah mereka tidak sungkan?
Bukan malu, sungkan, atau risih dengan orang tapi malu, sungkan, dan risih sama Tuhan. Jika ka’bah itu disimbolkan sebagai “rumah Tuhan”, betapa sederhana dan bersahajanya Dia. Bayangkan, Tuhan yang maha kaya itu, hanya “berumah” kecil-mungil berbentuk kubus hitam, layaknya rumah tipe 21.
Bandingkan “gaya hidup” Tuhan yang sederhana itu dengan para koruptor, para penipu duit umat, dan “kaum seleb” yang berumah mewah nan megah dan gerbaya hidup bak Fir’aun Mesir.
Lucunya, atau ironisnya, mereka masih berdoa dan minta-minta harta-kekayaan kepada Tuhan. Lucunya, atau ironisnya, mereka masih ngeles minta surga dan kenikmatan di alam akhirat.
Kepada golongan manusia seperti ini, ketika mereka melakukan thawaf mengelilingi ka’bah sambil memuja-muji nama-Nya atau bermunajat berdoa di seputar “rumah-nya” itu, kira-kira seperti apa tanggapan atau reaksi Tuhan? Kira-kira apakah Tuhan bahagia atau justru sebaliknya?
Jabal Dhahran, Arabia
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar