Presiden Amerika Serikat, Barack Obama beberapa waktu lalu mengumumkan undang-undang baru soal jual-beli senjata, dalam upaya mengatasi peningkatan kekerasan bersenjata. Obama mengatakan bahwa senjata api setiap tahunnya merenggut nyawa 30 ribu orang di Amerika Serikat yang sebagian besarnya berhubungan dengan bunuh diri.
Meski demikian Kongres Amerika Serikat tetap menolak undang-undang yang membatasi kepemilikan senjata oleh Obama. Alasan yang dikemukakan Kongres adalah tekanan dari para pemilik senjata anggota National Riffle Associaton of America (NRA).
Data-data terbaru menunjukkan perluasan angka kekerasan senjata di Amerika Serikat. Pada hari peringatan Natal, sebanyak 27 orang tewas tertembak. Tewasnya 27 orang pada hari Natal di Amerika Serikat itu terjadi ketika korban pembunuhan di Australia dan Inggris dalam setahun hanya berjumlah 27 orang.
Upaya perusahaan produsen senjata untuk menebar perang berkesinambungan di berbagai belahan dunia, yang akhirnya akan menjamin pendapatan dan kepentingan perusahaan tersebut, memerlukan dukungan luas dari para politisi, perusahaan periklanan dan yang paling penting kondisi yang mendukung untuk penjualan senjata itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan produsen senjata di Amerika Serikat berusaha menciptakan kondisi yang ideal untuk dapat menawarkan produk mereka.
Salah satu cara yang ditempuh pihak produsen senjata adalah dialog dengan para produsen film dan perusahaan Hollywood guna memamerkan produk mereka untuk negara-negara calon pembeli, serta mengkampanyekan mekanisme penggunaan dan kekuatan daya perusaknya.
Jika digambarkan dalam bentuk segitiga dan pada salah satu sudutnya terdapat industri gaming komputer, maka di dua sudut lainnya adalah Hollywood dan perusahaan produsen senjata Amerika Serikat. Berdasarkan segitiga tersebut, dapat terlihat pula gambaran sistem ekonomi, politik dan sosial di Amerika Serikat. Kita mulai dari game-game komputer. Masih ingatkah Anda insiden penembakan di sekolah Newtown yang menewaskan 27 pelajar? Senapan serbu yang digunakan pada insiden penembakan itu adalah buatan perusahaan Bushmaster yang sebelumnya digunakan dalam game Call of Duty.
Senjata seperti Colt M1911 juga digunakan dalam game yang sama dan ditunjukkan sedemikian rupa sehinga ketika senjata itu dikokang, pemain dapat melihat dengan jelas tipe senjata tersebut. Pada game-game itu, pemain dapat memilih berbagai senjata dari berbagai merek lengkap dengan penjelasan terperinci.
Sudut lain dari segitiga yang telah disebutkan adalah industri perfilman Amerika Serikat yang merupakan salah satu industri pencetak uang di Negeri Paman Sam itu. Hollywood adalah eksportir terbesar produk budaya ke dunia dan bahkan ketika perekonomian Amerika Serikat sedang lesu, Hollywood mampu mempertahankan pendapatannya. Hollywood adalah mesin produksi fantasi terbesar sepanjang sejarah. Gambaran untuk Amerika Serikat, tidak sama dengan negara-negara lain, karena bukan dinilai dengan esensi dan perilaku Amerika itu sendiri, melainkan melalui gambaran yang mereka tawarkan kepada dunia. Hollywood selama lebih dari 100 tahun aktivitasnya, membuka jendela baru untuk dunia, di mana masyarakat dunia dapat melihatnya melalui Amerika dan orang-orang Amerika melihat dunia melalui jendela tersebut.
Industri ini selama 100 tahun terakhir cukup berhasil dalam menjelaskan dan menjual berbagai cerita sesuai dengan selera Amerika Serikat. Mimpi Amerika Serikat seperti kebebasan individu, kesejahteraan kalangan menengah masyarakat, gerakan sosial dan pelaksanaan hukum yang berubah menjadi mimpi dunia, digambarkan dengan baik oleh Hollywood. Industri perfileman Hollywood dengan menciptakan karakter-karakter sinema seperti Rambo dan James Bond yang berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, ingin mengesankan kepada pemirsanya bahwa Amerika Serikat adalah juru selamat dunia. Nilai-nilai yang dipublikasikan Hollywood berstatus pasti dan universal serta tidak ada pilihan lain bagi umat manusia kecuali pilihan tersebut.
Presiden Amerika Serikat yang meneteskan air mata karena peningkatan kekerasan senjata di negaranya, seakan lupa bahwa kondisi itu merupakan hasil dari kinerja sistem ekonomi dan budaya Amerika Serikat yang juga disetujuinya. Dia pada bulan Desember 2013 di hadapan para karyawan perusahaan DreamWorks, menilai Hollywood sebagai pembeda utama Amerika Serikat dari berbagai negara dunia, penyebar nilai-nilai budaya Amerika Serikat, pendorong politik pemerintah dan juga sebagai penggerak roda ekonomi negara.
Ketika itu Obama mengatakan, “Kami [pemerintah Amerika] melalui kalian membentuk sebuah budaya global... andai saja saya juga dapat bekerja bersama kalian.” Seraya mengapresiasi peran determinan Hollywood dalam menjalin kerjasama ekonomi dan budaya dengan pemerintah Amerika Serikat, Obama menambahkan, “Di antara persaingan global untuk lapangan kerja dan industri ini, keunggulan kita dari pihak lain adalah kreativitas kita. Jarak antara apa yang dapat kita lakukan dan apa yang dapat dilakukan negara-negara lain, seperti jarak antara langit dan bumi dan ini benar-benar patut dibanggakan.”
Barack Obama lebih lanjut menyinggung kepedulian Hollywood untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan juga bantuan finansial yang dikucurkan pada periode pemilu seraya mengatakan, “Hollywood memiliki peran penting dalam perluasan nilai-nilai budaya Amerika dan juga dalam membentuk sebuah budaya universial. Kalian percaya atau tidak, Hollywood dan industri hiburan dari berbagai sisi, merupakan bagian dari diplomasi Amerika Serikat.”
Kenyataannya, perusahaan-perusahaan ternama dan di tingkat internasional, dapat mengkampanyekan produk mereka pada kaos tim olahraga tertentu atau pada bagian tayangan sinema di Hollywood. Trik itu juga dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar produsen senjata. Mereka yang mengandalkan kekuatan media, memamerkan produk-produk mereka pada cerita-cerita heroik di film-film Hollywood. Melalui cara ini, para produsen film ingin mengesankan bahwa mereka memiliki solusi untuk seluruh masalah dunia.
Robert Thompson, seorang analis budaya dalam hal ini mengatakan, “Menemukan alasan untuk hal ini bukan hal yang sulit. Setelah insiden menyedihkan di negara bagian Connecticut, para pendukung loyal undang-undang kontrol senjata di Amerika Serikat seperti Michael Moore dan Susan Sarandon dengan cepat menunjukkan reaksi di jejaring sosial atas insiden tersebut dan puluhan ribu warga Amerika Serikat juga ikut menandatangani petisi online, mendukung penetapan undang-undang kepemilikan senjata yang lebih mengikat di Amerika Serikat. Sementara pada saat yang sama, para aktor film-film action Hollywood seperti Arnold Schwarzenegger, Bruce Willis, Denzel Washington, Brad Pitt dan George Clooney lebih memilih untuk bungkam.”
Akan tetapi salah satu pejabat humas di Hollywood yang tidak ingin namanya dipublikasikan kepada Reuters mengatakan, “Saya pikir banyak orang besar di dunia hiburan yang menginginkan pengambilan langkah terkait undang-undang kepemilikan senjata dan saya berpendapat bahwa kebungkaman para bintang Hollywood dan sikap mereka tidak mereaksi hal ini sudah tidak patut lagi. Harus dinanti dan disaksikan siapa yang mendukung gerakan ini.”
Dengan merunut kinerja dan ungkapan para sutradara industri media Amerika Serikat, dapat kita saksikan bahwa banyak di antara mereka yang mendukung kemudahan kepemilikan senjata dan menentang undang-undang yang terlalu mengikat. Kekerasan senjata dan pembunuhan merupakan salah satu tema utama dalam musik, tayangan televisi, game-game komputer dan perfileman Amerika Serikat khususnya Hollywood. Hollywood mampu mengabadikan film-film gangster dan western di mana senjata merupakan salah satu ciri khas para pemerannya.
Memiliki senjata mungkin telah mendarah-daging dengan budaya dan masyarakat Amerika Serikat, melebihi faktor-faktor lain. Senjata api di era kehadiran imigran Eropa ke Benua Amerika, pada awalnya merupakan penjamin nyawa dan keselamatan mereka, serta menjadi simbol perlawanan pada era penjajahan Inggris. Dengan demikian senjata telah menyatu dengan sejarah Amerika Serikat.
Para pengamat berpendapat bahwa sekarang Hollywood merpakan salah satu sarana terpenting Amerika Serikat untuk menyukseskan politiknya di kancah internasional serta senjata ampuh untuk menciptakan suasana mencekam dan mengkhawatirkan di dunia. Dewasa ini, aktivitas Hollywood sangat determinan dalam mendukung politik Amerika Serikat di dunia dan perannya dalam pemasyarakatan penjajahan dan penyebaran sarana kekerasan di tingkat global. Para pendiri Hollywood sejak awal aktivitas mereka, memperkenalkan isu-isu perampasan, penjajahan, penindasan, dan kekerasan sosial dan kelompok. Dan sekarang hal itu telah sampai pada titik di mana film-film Hollywood seakan menjadi sarana studi untuk perilaku kekerasan dan ekstrim.
(IRIB-Indonesia/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar