Perjalanan Imam Hasan bersama para sahabatnya membuat mereka kelelahan. Panasnya udara telah menghabiskan tenaga mereka, seakan-akan mereka tidak mampu lagi melangkahkan kaki. Tidak ada jalan lain, mereka harus beristirahat di atas papan-papan batu dan meletakkan beban onta-onta mereka ke tanah supaya onta-onta itu beristirahat juga dan setelah menghilangkan kelelahan, mereka akan melanjutkan kembali perjalanan.
Mereka menghamparkan tikar-tikar di atas papan-papan batu itu. Seketika itu salah seorang sahabat Imam Hasan as menunjuk sebuah pohon kurma yang sudah kering berada agak jauh dari tempat peristirahatan mereka dan berkata, “Kalau saja pohon ini tidak kering dan mati, kita bisa memakan kurma-kurmanya yang mateng dan lezat dan kita bisa kembali bertenaga.”
Dengan ucapan ini, semua pandangan tertuju pada pohon tersebut. Para sahabat sepakat dengan pendapatnya dan berkata, “Sayang sekali pohon ini kering, kalau tidak...”
Mereka mengulangi kata-katanya [sahabat yang satu itu]. Imam Hasan as yang sampai detik itu diam sedikit memandang pohon itu dan sedikit melihat para sahabatnya. Kemudian beliau pergi mendekati pohon dan memandangnya. Lalu beliau menyentuh pohon dan berdoa. Beberapa saat kemudian, dengan takjub para sahabat melihat pohon itu mengeluarkan daun yang hijau dan segar, kemudian buah-buahnya muncul dan menghijau! Salah seorang sahabat berkata, “Demi Allah! Pekerjaan Imam ini adalah sihir!”
Namun Imam Hasan berkata, “Hai Lelaki! Sihir adalah pekerjaan orang-orang musyrik. Katakan ini adalah doa putra Rasulullah Saw yang terkabulkan!”
Pada saat itu salah satu peserta rombongan Imam Hasan as di depan pandangan-pandangan yang tercengang, memanjat pohon dan memetik kurma-kurma itu dan membawanya turun ke bawah. Kurma-kurma itu telah matang, manis dan berbau harum seperti kurma-kurma surga.
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Hasan as.
(IRIB-Indonesia/Emi-Nur-Hayati/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar