Ribuan warga Nigeria yang tahun 2014 mengungsi ke negara tetangganya, Kamerun, untuk melarikan diri dari milisi Boko Haram, telah kembali ke kota di bagian timur laut Nigeria, Gamboru.
Namun di Kota Gamboru yang sudah dibebaskan dari Boko Haram itu para pengungsi hanya mendapati rumah dan penghidupan mereka yang telah hancur, kata warga dan pejabat kepada AFP, Jumat (22/1).
Dalam tiga hari terakhir lebih dari 15.000 warga Nigeria telah menyeberangi jembatan sungai sepanjang 300 meter yang menjadi perbatasan dengan Kamerun, setelah seruan dari para pemimpin militer dan lokal agar warga kembali, kata seorang pejabat di Gamboru.
"Lebih banyak yang datang setiap harinya," tambahnya.
Para petempur Boko Haram menguasai Gamboru di negara bagian Borno yang dikoyak perang pada Agustus 2014, memaksa ribuan orang mengungsi melintasi perbatasan ke Kota Fotokol di seberang sungai di Kamerun Utara.
Pasukan Chad merebut kembali Gamboru pada Februari tahun lalu, setelah pertempuran sengit yang menewaskan ratusan gerilyawan, sebagai bagian dari koalisi militer regional yang disatukan untuk menghancurkan kelompok yang telah menjadi ancaman bagi keamanan regional itu.
"Kami menemukan sebuah kota yang dijarah dan dibakar," kata Mari Abacha, salah satu dari mereka yang kembali ke Gamboru, Rabu.
"Lebih dari sepersembilan dari bangunan di kota telah rusak oleh api sementara sisanya hanyut oleh hujan," tambahnya.
"Semua telah dijarah dan jalan-jalan hampir tidak dikenali."
Tak Ada Apapun
Gamboru telah berulang kali menjadi target dalam perlawanan Boko Haram, yang telah menelan 17.000 korban jiwa di Nigeria dan membuat lebih dari 2,5 juta orang kehilangan tempat tinggal sejak 2009.
Meski Boko Haram dipaksa keluar dari Gamboru 11 bulan yang lalu, para pengungsi mengatakan mereka baru cukup percaya diri untuk pulang sekarang karena tentara Nigeria telah mengirimkan kontingen besar ke kota.
Pemulangan kembali para pengungsi dikoordinasikan oleh tentara Kamerun dan pejabat lokal di Gamboru menurut warga yang telah kembali.
Di sisi jembatan Kamerun, para pengungsi Nigeria dan barang-barang mereka diperiksa oleh tentara menggunakan anjing pelacak untuk mendeteksi bahan peledak sebelum mereka diizinkan melintas kembali ke Nigeria, tempat para pejabat siap menyambut mereka dan memberi mereka dokumen yang diperlukan untuk kembali.
Warga yang kembali memeriksa rumah mereka yang kosong dengan harapan sia-sia untuk menemukan barang pribadi yang diabaikan oleh Boko Haram.
"Tidak ada yang menemukan sesuatu di rumah mereka yang telah dijarah dan dibakar," kata warga yang kembali, Ibrahim Wanzan.
Kehancuran yang mereka temukan tidak mengejutkan. Beberapa pengungsi sudah mengunjungi Gamboru di bawah perlindungan tentara Chad pada Februari 2015 dan menggambarkannya sebagai "kota hantu".
Salah satu kunci mata pencaharian lokal, pasar yang semula menarik para pedagang dari negara tetangga Chad dan Kamerun, juga telah dirusak.
"Masalah utama kami adalah makanan dan bagaimana membangun kembali rumah-rumah kami," kata Wanzan.
Warga yang telah kembali hidup dengan makanan yang mereka beli dari Fotokol dan sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah Nigeria sebelum pasokan habis, kata Mari.
Badan Penanganan Tanggap Darurat Nasional (National Emergency Management Agency/NEMA) berencana mengirimkan bantuan ke Gamboru dalam beberapa hari.
"Kami tahu tentang kembalinya ribuan warga Gamboru dari Kamerun dan sedang bekerja untuk mengirimkan barang-barang bantuan kepada mereka beberapa hari kedepan," kata pejabat NEMA kepada AFP.
(AFP/Antara-News/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar