Foto: AFP
Umat Kristen menggelar aksi protes di depan National Press Club, Kota Karachi, Pakistan. Mereka memprotes perlakuan Myanmar terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Massa aksi meneriakkan slogan menentang pemerintahan dan militer Myanmar. Massa aksi menilai, pemerintah dan militer Myanmar telah melakukan pelanggaran HAM yang sangat berat terhadap masyarakat Muslim.
Ketua Forum Warga Kristen Pakistan Sheheryar Syams mengatakan, ada sebanyak 60 juta jiwa penduduk Myanmar. Sebanyak 22 persen Muslim dan tiga persen minoritas lainnya. Muslim Rohingya dianggap orang asing oleh pemerintah, kemudian mereka kehilangan kewarganegaraan.
"Toko-toko dan rumah-rumah dibakar, dan mereka (Muslim Rohingya) dilarang melaksanakan ritual keagamaan," kata Sheheryar, dilansir dari The Nation, Ahad (10/9).
Dia mengatakan, semua komunitas Kristen dengan keras mengecam tindakan barbar di Myanmar. Pihaknya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi HAM lainnya menghentikan semua pelanggaran HAM.
Selain itu, umat Kristiani juga menuntut Pemerintah Pakistan untuk memainkan perannya. Guna memberikan keamanan kepada semua masyarakat Muslim di Myanmar.
Massa aksi juga menuntut agar Komite Hadiah Nobel Perdamaian mengambil kembali hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Aung San Suu Kyi. Mereka mengatakan, hadiah Nobel adalah hadiah tertinggi hanya diberikan kepada orang-orang terbaik.
Seorang tokoh, Gulzar Masih Malik juga mengatakan, pembantaian etnis Rohingya adalah genosida dan harus segera dihentikan. Kabarnya, militer di bawah Pemerintahan Myanmar telah menyerang kaum Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar. Menurut Dewan Rohingya Eropa (ERC), sebanyak 3.000 orang Rohingya terbunuh dalam tiga hari pada 25-27 Agustus 2017.
(AFP/The-Nation/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar