PBNU Minta Pemerintah Bubarkan Ormas Keagamaan Anti Pancasila

Foto: NU Online

Ketua Umum Pengurus PBNU, Said Aqil Siradj meminta Pemerintah untuk membubarkan organnisasi masyarakat (ormas) yang bertentangan dengan empat pilar bangsa, yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Hal ini disampaikan Said dalam pembukaan Kongres Muslimat NU XVII yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Asrama Haji Pondok Indah, Jakarta Timur, Kamis 24 November 2016.

Pernyataan Said tersebut terkait banyaknya ormas yang memiliki faham bertentangan dengan empat pilar bangsa. Bahkan saat ini organisasi-organisasi itu sudah terang-terangan menyatakan anti Pancasila dan Khebinnekaan.

“Oleh karena itu Bapak Presiden, organisasi yang jelas-jelas bertentangan dengan empat pilar, bubarkan pak, bubarkan saja. (organisasi) Atas nama Islam kek, atas nama Kristen kek, yang bertentangan dengan empat pilar, NU mohon agar pemerintah membubuarkan organisasi itu,” kata Said Aqil.

Saat ditemui usai acara pembukaan kongres Muslimat NU, Said menyampaikan seharusnya Pemerintah sejak dulu membubarkan ormas-ormas yang bertentangan dengan empat pilar bangsa tersebut. Namun dia tidak menyebutkan secara gambrang ormas apa saja yang bertentangan dengan empat pilar tersebut, menurutnya Pemerintah punya telah memiliki datanya.

“Pemerintah tahu lah,” ujar dia.

Saat ditanya apakah FPI termasuk diantaranya, mengingat gerakan-gerakan ormas ini sering bertentangan dengan keutuhan NKRI dan Kebhinekaan.

“FPI ya tanya dia Pancasila apa tidak,” jawab Said.

Menurut dia Ormas yang sesuai dan sejalan dengan empat pilar bangsa adalah organisasi yang lahir sebelum republik berdiri.

“yang jelas ormas yang berjasa yang lahirnya sebelum NKRI adalah Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, lalu Wasliyah, Syarikat Islam, itu lahirnya sebelum Indonesia merdeka,” demikian menurutnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan tiga hal penting yakni pentingnya Kebhinekaan, hubungan antara kaum mayoritas-minoritas serta penggunaan media sosial.

“Perbedaan kulit, rambut, mata, beragam sekali. Satu suku saja bisa berperang tapi kita memiliki 1.128 suku yang harus kita jaga dan kita rawat,” ujarnya.

Terkait dengan hubungan antara mayoritas dan minoritas, ia menekankan saling hormat-menghormati. “Mayoritas melindungi minoritas tapi yang minoritas juga harus menghormati mayoritas. Saling mengayomi, melindungi,” ucapnya.

Ketiga, tentang penggunaan media sosial. Dia mengimbau kepada peserta kongres agar berhati-hati menggunakan media sosial.

“Hati-hati menggunakan media sosial. Saya mengajak kepada Muslimat NU untuk mengedukasi anak-anak kita. Tiga minggu belakangan ini, yang ada di media sosial isinya saling menghujat, memaki, fitnah, banyak berita bohong, ini fakta yang harus disampaikan. Itu bukan nilai Islami kita, tata nilai Islami kita adalah yang berbudi pekerti yang baik, sopan santun, tidak menghujat,” tuturnya.

Agenda lima tahunan Muslimat NU yang bertemakan, “Dengan Semangat Islam Nusantara, Kita Wujudkan Indonesia Damai Sejahtera” ini dibuka secara resmi oleh Jokowi. Agenda utama kongres adalah pemilihan Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 2016-2021. Lima tahun sebelumnya, 2011-2016, Pimpinan Pusat Muslimat NU diketuai oleh Khofifah Indar Parawansa.

(Kampung-Doa/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Sabtu, 26 November 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul PBNU Minta Pemerintah Bubarkan Ormas Keagamaan Anti Pancasila. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/11/pbnu-minta-pemerintah-bubarkan-ormas.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS