China membatasi puasa Ramadan di wilayah yang dihuni mayoritas Muslim di Xinjiang. Wilayah tersebut dihuni oleh sedikitnya 10 juta Muslim Uighur. Dalam beberapa tahun terakhir, Xinjiang menjadi saksi bisu kekerasan antara Muslim Uighur dengan pasukan pemerintah.
Umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari Imsak hingga Maghrib dalam satu hari selama Bulan Suci Ramadan. Namun, pemerintah Negeri Tirai Bambu melarang pegawai negeri sipil (PNS), pelajar, dan guru-guru di Xinjiang untuk menjalani ibadah puasa.
Bulan Suci Ramadan di China baru akan dimulai pada Kamis 9 Juni 2016. Namun, Partai Komunis China telah menerbitkan larangan puasa tersebut sejak Senin 6 Juni 2016. Partai Komunis China memang dikenal atheis atau tidak mengakui Tuhan dan telah melarang ibadah puasa Ramadan dalam beberapa tahun terakhir.
“Selama Ramadan, jangan berpuasa atau terlibat kegiatan keagamaan lainnya. Tempat-tempat makan wajib tetap beroperasi normal selama Ramadan,” bunyi pemberitahuan tersebut yang dipampang Badan Pangan dan Obat-Obatan (BPOM) Xinjiang, sebagaimana dikutip Al Jazeera, Selasa (7/6/2016).
Pemberitahuan serupa juga dipajang di situs resmi sejumlah sekolah dan institusi pendidikan lainnya di Provinsi Xinjiang.
Larangan berpuasa di Xinjiang setiap tahunnya mendapat kritik keras dari pembela hak asasi manusia (HAM). Kelompok pembela HAM Uighur mengatakan larangan tersebut malah akan menambah tensi di antara pemeluk agama di Xinjiang.
(Oke-Zone/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar