Penjelasan berikut ini adalah bagian dari catatan milik Qasim Akhawan Nabawi yang berjudul "Agama dan Kesempurnaan", beliau adalah ketua bidang ilmu dan peneliti kelompok kalam internasional.
Pertanyaan tentang asal muasal serta sumber ciptaan di alam semesta ini menjadi perhatian hampir semua pemikir yang pernah ada, hal ini pun mendorong banyaknya peneliti dari berbagai cabang keilmuan untuk menemukan jawabannya, salah satu cabang ilmu yang turut serta berusaha menjawab pertanyaan ini adalah filsafat lingkungan.
Jawaban mengenai masalah ini dapat diperoleh secara jelas melalui pendekatan filsafat lingkungan karena landasan pemikiran filsafat lingkungan adalah pemilihan perilaku manusia dan lingkungan sebagai objeknya. Hal inil juga membuat pemikiran ini bisa mudah diterima oleh semua kalangan, namun jawaban dari filsafat ini mengandung kelemahan. Salah satu kelemahan utama pemikiran filsafat ini adalah terkait dengan ketiadaan penjelasan tentang Tuhan dan kenabian. filsafat ini juga merendahkan derajat manusia terbatas sebagi mahluk material.
Filsafat ini menyatakan bahwa semua mahkluk di semesta memiliki kebutuhan dan pemikiran yang seragam. Darwin merupakan salah satu bapak dari filsafat lingkungan ini. Dia berperndapat bahwa manusia merupakan bentuk paling sempurna dari wujud lain dibanding hewan atau tumbuhan. Karena itulah manusia dianggap sumber dari terciptanya alam ini. Pada abad 19, pemikir barat seperti Tenant (1928) menyatakan bahwa kesempurnaan setiap mahkluk itu diukur dari sejauh mana tujuan yang dia miliki. Semakin tinggi dan mulia tujuannya maka bisa dikatakan dialah sumber dari penciptaan ini.
Namun di zaman modern ini, pemikiran filsafat lingkungan lebih banyak berdasarkan pengetahuain fisika seperti fisika quantum yang mendasarkan terciptanya semesta akibat beragam hukum alam.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar