Hujjatul Islam Yusuf Muqaddami, kepala bidang kebudayaan dan Maarif Qur'an, menjelaskan bahwa ketika kita bicara mengenai ilmu humaniora Islam maka kita tidak bisa mengesampingkan penjelasan ayat dan riwayat beserta penjelasan dari para Imam yang menyertainya.
Hal ini karena Qur'an merupakan kitab langit yang memiliki banyak aspek yang harus dipahami baik secara langsung maupun tidak langsung.
Permasalahan berikutnya adalah, ketika Qur'an dilihat sebagai sumber keilmuan maka ia tidak akan lepas dari sudut pandang manusia, lalu sejauh mana seorang manusia bisa menggabungkan pandangannya sejalan dengan Qur'an itu sendiri? karena cabang ilmu humaniora bersinggungan langsung dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari manusia yang memerlukan penjelasan secara rinci.
Secara umum manusia memecahkan segala permasalahan mereka berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta informasi yang mereka dapat langsung dalam kehidupan. Hal ini juga membentuk bagaimana pola hidup dan kebiasaan mereka. Inilah yang terjadi pada masyarakat barat yang cenderung mengabaikan sisi metafisik. Kaum barat cenderung fokus dalam mengejar kesempurnaan alam fisik dan mengesampingkan pembahasan terkait akhirat atau hakikat maknawi manusia. Bahkan sebagian dari mereka memandang bahwa ilmu humaniora semacam ini tidak perlu untuk dibahas.
Yusuf Muqaddami menuturkan bahwa, melihat kenyataan tersebut maka sudah seharusnya umat muslim demi menjaga keyakinan dan budayanya penting untuk mempelajari ilmu humaniora berbasiskan ajaran Islam, bukan mengambilnya dari barat. Ilmu Humaniora Islami adalah ilmu humaniora yang semua sumber dan asasnya berasal dari Qur'an dan sunnah Islam. Sudah saatnya para peneliti dan pengajar Islam melakukan kajian mendalam dalam hal ini dan segera menyampaikan hasilnya pada generasi muda.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar