Pada acara Satu Meja di Kompas TV, Senin (6/3/2017) malam, calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi rumor yang menyatakan dirinya berpihak kepada pengembang.
"Sekarang saya tanya, yang nikmatin KJP (Kartu Jakarta Pintar), nikmatin naik bus, itu pengembang atau siapa," tanya Ahok dalam acara yang dipandu Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo itu.
Ahok kemudian bercerita soal pajak yang dikenakan kepada pengembang pada masa kepemimpinannya saat ada pengembang yang minta izin menaikan koefisien lantai bangunan (KLB). Dulu, kata Ahok, pengembang mungkin bisa menyogok pejabat DKI puluhan miliar saja agar bisa menaikan KLB.
"(Tapi) kamu (pengembang) sekarang mesti bayar berapa ratus miliar," ujar Ahok
Salah satu contoh proyek yang memanfaatkan uang pengembang dari KLB di kepemimpinannya, kata Ahok, yaitu proyek pembangunan simpang susun Semanggi senilai kurang lebih Rp 300 miliar.
Ahok juga mengungkapkan, ada pengembang yang mesti membayar Rp 700 miliar ke Pemprov DKI. Karena itu, Ahok bingung mengapa dirinya dibilang melindungi pengembang.
"Pengembang gue palakin Rp 700 miliar. Gimana rumusnya orang dipalakin 700 miliar bersekutu dengan dia. Sementara yang dulu enggak pernah minta duit sesen pun, tapi bisa dapat izin, kita enggak tahu nih, (tapi) kok enggak dibilang bersekutu sama pengembang," kata Ahok.
Ahok juga bercerita tentang kebijakannya yang bukan pro pengembang. Pemprov DKI, kata dia, membeli lahan untuk membangun 188 ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta. Lahan tersebut kemudian dijadikan taman publik.
"Sekarang ada enggak taman yang saya beli, saya gusur jadi mal, (atau) jadi apartemen? Enggak ada. Kami jadikan RPTRA 188 lokasi. Tahun ini kami mau bangun di 200 lokasi. Kalijodo saya gusur. Kalau zaman dulu (kalau) digusur, jangan-jangan jadi mal, hotel," ujar Ahok.
Untuk membangun RPTRA Kalijodo pun, Ahok meminta dana dari CSR (Corporate Social Responsibility) pengembang. Namun, Ahok masih heran dengan munculnya fitnah bahwa Kalijodo dijual ke pengembang yang membangun RPTRA itu.
Meski begitu, Ahok senang difitnah karena ia bertekad menunjukan bahwa fitnah tersebut tidak benar.
"Kadang saya ketawa juga, kalau fitnahnya orang bodoh gitu ya saya masih maklum. Ini pinter, kok, masih bodoh begitu fitnahnya," kata Ahok.
(Kompas/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar