Menurunnya harga minyak dan karena keputusannya untuk terlibat dalam perang menjadi petaka bagi Arab Saudi. Untuk menutupi defisit anggarannya Saudi terpaksa meminjam dana Internasional.
Dilansir dari kantor berita Al-‘Ahd, cadangan defisit Arab Saudi dikabarkan mulai menipis, dan menurut beberapa spekulasi dalam tiga tahun ke depan akan menjadi nol jika kecenderungan ini terus berlanjut.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Saudi untuk menutupi anggaran defisitnya yang mencapai 87 miliar dolar As ingin meminjam dana Internasional.
Arab Saudi sebagai Negara penghasil minyak terbesar di lembaga OPEC menderita karena besarnya anggaran defisit negaranya, di sisi lain dikarenakan harga minyak mentah yang terjun bebassebanyak 70 persen sejak pertengahan tahun 2014.
Biaya kebijakan luar negeri, perang di Yaman serta merosotnya harga minyak memaksa Arab Saudi untuk mengeluarkan anggaran dari defisit cadangan pemerintah sebesar 12 sampai 14 miliar dolar As perbulan, jika terus seperti ini maka bukan tidak mungkin hal ini menyebabkan habisnya cadangan defisit Arab Saudi dalam 3 tahun ke depan.
Cadangan defisit Arab Saudi dikabarkan mulai menipis dan menurut beberapa spekulasi dalam tiga tahun ke depan akan menjadi nol jika kecendrungan ini terus berlanjut.
Untuk menutupinya, Arab Saudi melakukan efisiensi dan pengetatan anggaran yang besar pada tahun ini, para analis percaya bahwa jumlah pinjaman Riyadh pada tahap pertama mencapai 5 miliar dolar As.
Pada akhir tahun 2015 dikabarkan bahwa cadangan keuangan Saudi mencapai 611,9 miliar dolar AS, angka ini merupakan angka terendah sejak tahun 2011 hingga sekarang, diharapkan bahwa di Arab Saudi inflasi akan naik menjadi 3,9 persen pada tahun ini.
Sangat mungkin bahwa cadangan keuangan Saudi karena terus menurunnya harga minyak hingga akhir 2016 mencapai 500 miliar dolar As.
(Al-‘Ahd/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar