UMAT ISLAM DI TENGAH TIGA KEKUATAN ; ROMAWI, PERSIA, YAHUDI


Oleh : Abu Abdillah Fatih Falestin

Alhamdulillahirabbil’alamin. Tahukah anda siapakah bangsa Romawi sekarang? Kerajaan Romawi pada kenyataannya telah runtuh. Tapi hakikatnya masih ada. Tidak usah berargumen panjang lebar dengan teori yang rumit, ketahuilah bangsa Romawi sekarang adalah Amerika dan Eropa.

Kerajaan Romawi yang gemilang runtuh perkeping-keping oleh pekikan takbir. Kekuatan kerajaan itu dihabisi oleh pedang dan tombak tentara Islam. Tapi kini mereka hadir kembali berevolusi menjadi kekuatan besar yang nyaris mengendalikan semua negara-negara di dunia. Kekuatan Romawi lahir dalam zaman yang berbeda dengan wajah baru, dan nama baru.

Adapun Persia, juga runtuh di bawah pasukan para sahabat radhiyallahuanhum, termasuk di dalamnya Salman Al-Farisiradhiyallahuanhu yang tercatat memimpin ribuan pasukan menyerbu sisa-sisa kerajaan itu. Salman Al-Farisi adalah sahabat Rasulullah yang masuk Islam dan menjadi salah satu sahabat yang mulia dengan kisah keislamannya yang mencengangkan.

Sama halnya dengan Romawi. Persia kini hadir dengan wajah baru menyerupai Islam. Dengan pusat peradaban yang juga berpusat di tanah Persia yang dulu, yang sekarang dikenal dengan Iran. Sejarah ibarat diputar ulang. Inilah akhir zaman.

Pemerintahan Iran dipimpin oleh kelompok Syiah yang suka mencaci maki para sahabat. Mereka mengaku bertauhid, tapi aqidah mereka rusak dan menyebabkan mereka keluar dari millah bagaikan panah yang keluar dari busurnya. Adapun Syiah lainnya yang mengaku ibarat ahlusunnah, maka kami tidak mengetahuinya. Yang kami ketahui Syiah itu sesat, dan telah terbukti kesesatan mereka.

Kini, dua pusat kekuasaan ini bagaikan saling adu kekuatan. Iran lihai dalam menggiring opini media massa. Begitu juga Amerika dan Eropa, mampu memainkan wacana media sehingga merekalah yang menguasainya. Sedangkan kaum muslimin, tertekan dalam penjajahan yang disetir oleh Iran yang beraqidah Syiah, juga tertekan oleh penjajahan yang dilakukan Romawi modern.

Adapula negara Yahudi Israel yang datang dari dunia antah-berantah untuk mencaplok tanah Palestina dan mendirikan sebuah negara Zionis. Sesungguhnya tiga kekuatan ini yang menghiasi berbagai gejolak di muka bumi. Pusat gejolak berada di Timur Tengah. Ingat bahwa inilah tiga kekuatan itu: Persia (Syiah-Iran cs), Romawi (Amerika-Eropa), serta Yahudi (Israel).

Persia hancur di awal-awal kebangkitan Islam. Sedangkan Romawi dihabisi perlahan-lahan hingga masa Muhammad Al-Fath. Jumlah umat Islam ketika menghadapi Persia kala itu tak sampai 50 ribu. Sedangkan Muhammad Al-Fath menaklukan Konstantinopel sudah dengan pasukan yang matang. Adapun Yahudi di awal-awal siar Islam, kelompok ini adalah keriki-kerikil tajam; kecil tapi tipudayanya ibarat syaitan yang terkutuk. Kekuatannya dengan mudah disapu habis dari tanah Arab. Tapi kini, Persia, Romawi, dan Yahudi, hadir kembali di Akhir Zaman. Sedangkan umat Islam berjumlah 1,7 miliar, namun kebanyakan mereka terkena penyakit wahn—semoga Allah Ta’ala memberi kesembuhan—

Iran berhasil menggiring opini media massa, bahwa mereka adalah sebenar-benarnya bermusuhan dengan Amerika dan Eropa. Serta mereka juga sangat memusuhi Israel. Permusuhan antara Iran dengan Amerika-Eropa benar adanya, Juga permusuhan dengan Israel adalah benar adanya—itulah yang nampak—tapi apa yang tersembunyi telah dinampakkan oleh Allah Ta’ala melalui orang-orang salehnya yang ada di muka bumi. Bahwa sungguh mereka adalah teman sejati—bukan musuh abadi—.

Sekali lagi permusuhan ini semata-mata karena kepentingan duniawi. Dan bukan merupakan musuh abadi. Ketika kepentingan sejalan, maka dipastikan tak ada permusuhan, yang ada adalah kemesraan. Hal ini bisa dibuktikan, dengan pendudukan yang dilakukan Amerika-Eropa kepada Afganistan dan Iraq.

Amerika cs menyerang Afganistan dan mengusir Taliban yang nota-bene adalah Islam. Kemudian membentuk pemerintahan boneka dengan menaikan sekte Syiah sebagai pemegang kekuasaan. Dalam persoalan ini Iran bungkam seribu bahasa. Iran bahkan mendukung Amerika dalam pembentukan pemerintahan boneka itu, dan memberikan dukungan penuh kepada Hamid Karzai, serta orang-orang Syiah yang ada di sana.

Adapun di Iraq, persis dengan apa yang dilakukan oleh Amerika-Eropa terhadap Afganistan. Menggulingkan kekuasaan Saddam Husain, dan menggantikannya dengan pemerintahan boneka yang tampuk kekuasaannya dipegang oleh sekte Syiah. Beberapa tentara Amerika masih berada di Iraq, dan tentara Iran juga berada di Iraq. Mereka bersama-sama menyerang kaum muslimin, tentara Syiah dari pemerintahan boneka Iraq juga menyerang kaum muslimin. Semuanya memerangi tentara Islam di Iraq.

Iran mengklaim dirinya memusuhi Amerika-Eropa, menentang setiap kebijakan mereka. Tapi dalam persoalan Afganistan, dan Iraq, mereka berada dalam garis terdepan membangun koalisi. Mengapa? Karena kesamaan kepentingan. Amerika menuduh kaum muslimin sebagai teroris, sedangkan Syiah menuduh kaum muslimin yang berada di tanah Ribath dan Jihad sebagai takfiri, sekaligus teroris. Padahal sesungguhnya Syiah itulah takfiri, mereka itulah teroris.

Kepentingan Iran yaitu menggembosi kekuatan Islam di Afganistan dan Iraq, serta kepentingan Amerika-Eropa adalah sangat banyak. Di antaranya, sisi ekonomi, sisi militer, dan kelangsungan kekuasaan mereka sebagai kekuatan yang mengontrol dan mengedalikan dunia. Keduanya; Iran dan Amerika dan sekutunya bisa saja saling berperang, tapi ingatlah peperangan mereka akan didasari pada fanatisme yang tidak jelas. Mereka itulah orang-orang yang berperang di jalan thaguth. “Maka perangilah kawan-kawan syaitan itu. (karena) sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah.” (QS An-Nisaa, 4: 76).

Sisi ekonomi yaitu, pemerintahan boneka dengan mengangkat sekte Syiah, harus tunduk dan setia pada setiap kebijakan Amerika-Eropa. Perminyakan yang ada di Afganistan dan Iraq harus dikelola dengan cara yang juga menguntungkan Amerika-Eropa, dan lainnya.

Sebuah penegasan; jika Iran mengklaim bahwa mereka bermusuhan dengan Amerika-Eropa, apakah mereka pernah berperang melawan negara-negara Romawi itu? Iran mengklaim sebagai musuh bebuyutan Israel, apakah mereka berperang melawan Israel. Satu peluru pun belum pernah ditembakan ke Israel. Juga belum pernah ditembakan ke tentara Amerika-Eropa.

Justru mereka membunuh kaum muslimin di Afganistan dan Iraq. Kami mendapati tentara Iran berkoalisi dengan tentara Syiah di Iraq, Afganistan dengan tentara Amerika-Eropa. Mereka ramai-ramia mengejar mujahidin, dan memberikan cap kepada mujahidin bahwa mereka adalah teroris. Padahal sesungguhnya Iran, Amerika, Eropa, Israel, adalah the real teroris. Kita belum masuk pada pembunuhan yang dilakukan tentara Iran kepada saudara-saudara kita kaum muslimin di Suriah.

Kami tidak menafikan, bahwa Iran dan Amerika-Eropa bisa saja suatu saat akan berhadap-hadapan untuk berperang. Bisa saja kemungkinan itu terjadi. Namun peperangan yang terjadi bukan karena persoalan aqidah. Bukan karena persoalan tauhid. Bukan karena persoalan Islam. Karena kalau aqidah, maka Iran sepantasnya membantu para Mujahidin memerangi pendudukan Amerika terhadap Iraq dan Afganistan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka bermesraan di sana. Bukankah Iran mengirim pasukan Garda Revolusinya ke Suriah membantu Bashar Assad untuk membunuh kaum perempuan, membantai bayi-bayi, serta memerangi para Mujahidin yang berjuang karena tauhid?

Herannya, orang-orang buta dan tuli, membangga-banggakan Iran ibarat pahlawan umat ini. Kata mereka, “Sekarang ini tidak ada yang berani melawan Amerika cs, kecuali Iran. Tidak ada yang berani melwan Israel kecuali Iran.” Kami katakan, kalian telah menjadi buta dan tuli, oleh karena tipu daya Iran, yang-mana tipu daya mereka bagaikan syaitan yang menipu orang-orang yang lemah imannya. Sehingga mereka terbuai, terlena, dan mengikuti apa yang mereka tipudayakan kepada sebagian manusia saat ini. Dan orang-orang yang lemah imannya itu menyangka, perkataan dan apa yang mereka lakukan itu adalah benar. Padahal mereka berada dalam kebathilan. “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang ada di dalam dada.” (QS. Al-Hajj, 22: 46).

Apakah mereka tidak melihat bahwa yang selama ini berjuang melawan Israel adalah Hamas? tentara kaum muslimin di jalur Gaza?. Peperangan yang belum ada habisnya dari dulu sampai sekarang. Bukan seperti Hisb*** tentara Syiah di Lebanon yang melakukan gencatan senjata dengan Israel, dan beralih membantai kaum muslimin di Suriah. Bukan seperti Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang melakukan gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan, dan beralih membantai bayi-bayi kaum muslimin di Suriah, dan memperkosa kaum muslimah di jalan-jalan dan emperan-emperan di Suriah!.

Kami tanyakan, siapa yang sekarang ini, detik ini, yang sedang berjuang melawan tentara Amerika dan Eropa? Yang berjuang melawan orang-orang Romawi itu adalah kaum muslimin. Para mujahidin, tentara umat Islam yang berada di garis terdepan di Afganistan dan Iraq. Lantas di manakan Iran? Kami mendapati Iran sedang membantai kaum muslimin di Suriah!.

Ketahuilah bahwa kondisi umat Islam sekarang ini hampir mirip sebagaimana 1400 tahun lalu. Di mana Islam lahir di tengah-tengah tiga kekuatan ini, yang kemudian tiga kekuatan ini runtuh satu demi satu. Sekarang tiga kekuatan ini kembali ada di tengah-tengah kita. Mereka, memenggal leher kita, memperkosa saudara-saudara perempuan kita, merobek jilbab-jilbab mereka, mengintai kita, membunuh bayi-bayi kita yang baru lahir. Sebagaimana anda bisa saksikan dengan mata kepala anda sendiri di Suriah, Afganistan, Iraq, dan bahkan di Iran sendiri. Juga di negara-negara Eropa, terjadi gerakan anti Islam di mana-mana. Kaum mukmin yang menjalankan Al-Quran dan As-Sunnah, berjalan di atas jalan yang lurus, diintai oleh golongan yang mendapat sukongan dana dari negara-negara thagut.

Sesungguhnya mereka memberikan stempel teroris kepada kita umat Islam, terutama kepada kaum mukmin atau orang-orang beriman. Dulu, di zaman Rasulullah saw terutama di awal-awal siar, orang-orang mukmin disiksa, diintai, dan dipenggal kepala mereka, sebagaimana yang terjadi sekarang. Bahkan Rasulullah saw dikejar-kejar. Dicari dan dihargai dengan dirham dan dinar. Bedanya jumlah umat Islam dulu sedikit, sedangkan umat Islam sekarang sangat banyak. Berlipat-lipat jumlahnya, sayang kebanyakan terkena penyakit wahn (cinta dunia, takut mati), semoga Allah Ta’alamemberikan kesembuhan. Dulu para mujahidin dari kalangan sahabat berjumlah 3000 orang, mampu bertempur dengan pasukan Romawi berjumlah 200.000 prajurit. Dan para sahabat menang—sebagian ahli sejarah menyebut tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah—Tapi pendapat yang kuat adalah kemenangan oleh pasukan Islam. Adapun di zaman sekarang, bahkan orang yang berjihad dicemooh, dan dicela, oleh sebagian orang-orang yang hanya duduk dan sibuk dengan kehidupan dunia mereka. Kami meminta perlindungan kepada Allah swt terhadap sifat tidak terpuji dari orang-orang seperti itu. Demikianlah, dan segala puji dan keagungan hanya milik Allah.

(Copasiana-55/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Minggu, 10 Juli 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul UMAT ISLAM DI TENGAH TIGA KEKUATAN ; ROMAWI, PERSIA, YAHUDI. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/07/umat-islam-di-tengah-tiga-kekuatan.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS