Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyampaikan pidato di sebuah konferensi di Baghdad pada tanggal 10 Agustus 2016. (Foto: pmo.iq)
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyambut kehadiran penasihat militer Iran dalam memerangi teroris ISIS.
Selama konferensi Rabu (10/8/16) dengan tema “Dunia bersama Irak untuk Kalahkan ISIS”, Abadi menekankan bahwa kehadiran penasihat Iran di Irak atas permintaan Baghdad.
Ia juga mengumumkan bahwa militer Irak saat ini bergerak pada tahap akhir dari rencan operasi terbarunya yang bertujuan untuk membersihkan Mosul dari teroris ISIS yang menyerbu kota terbesar kedua di negara itu pada musim panas 2014.
Kota ini merupakan benteng terakhir ISIS yang tersisa di Irak setelah militer dan para pejuang rakyat lainnya berhasil merebut kembali kota-kota kunci dan desa-desa dari militan selama beberapa bulan terakhir.
Dia menekankan bahwa akhir dari kehadiran ISIS di negaranya sudah dekat dan bahwa bangsa akan merayakan hilangannya ancaman Takfir di Irak “segera”.
Ratusan keluarga Irak melarikan diri dari Mosul selatan setelah prajurit tentara dan pejuang dari Unit Mobilisasi Rakyat mengambil posisi di sekitar kota, yang terletak sekitar 400 kilometer utara ibukota Baghdad.
Warga sipil Irak berkumpul di sebuah kamp untuk mengungsi di distrik Hajaj setelah melarikan diri dari kota-kota al-Shirqat dan Qayyaya selatan Mosul saat pertempuran antara pasukan keamanan Irak dengan teroris ISIS, pada 27 Juli 2016. (Foto: AFP)
Abadi juga mencatat bahwa praktek korupsi oleh beberapa pejabat menjadi salah satu alasan utama yang menyebabkan Takfiri mampu menyebar ke seluruh negeri yang telah melakukan kekerasan yang mengerikan sejak teroris ISIS melancarkan serangan di negara itu pada Juni 2014.
Pejuang Unit Mobilisasi Rakyat memegang posisi di garis depan di Tharthar di tepi provinsi Anbar, 120 kilometer barat laut Baghdad, pada tanggal 1 Juni 2015. (Foto: AFP)
Sementara itu, pasukan relawan negara itu mengumumkan bahwa setidaknya 200 militan ISIS tewas dalam operasi di provinsi Anbar barat negara itu. Unit Mobilisasi Rakyat bersama dengan militer Irak, telah menjadi kekuatan efisien dalam upaya untuk merebut kembali daerah yang dikuasai militan.
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar