(Tehran, 25 Juni 2014): Raut wajah lelah jelas nampak pada wajah Menristek RI pada hari ketibaannya di Tehran, 24 Juni 2014. Namun semangat yang membuncah untuk dapat menunaikan tugas negara dengan baik dalam upaya peningkatan hubungan ristek yang erat antar Iran dan Indonesia, seakan tak dapat menguras habis energi positif I Gusti Hatta. Tepat dini hari jauh sebelum warga Tehran memulai hiruk-pikuk aktifitasnya, sang Menristek telah siap di lobi hotel untuk dapat segera berkunjung ke Badan Antariksa milik negeri Persia.
Dalam pertemuan dengan Dr. Sadeqzadeh, Deputy Presiden Iran Space Research Center (ISRC), pihak Iran menyatakan kesediannya untuk membantu Indonesia mengembangkan teknologi ruang angkasa dan menerima pakar Indonesia untuk bergabung dalam tim khusus di ISRC guna mempelajari lebih lanjut terkait kemajuan Iran di bidang peroketan dan satelit.
“Dalam kurun waktu 7 tahun Iran telah berhasil mengembangkan teknologi peroketan dan satelit secara pesat. Pada November 2006 Iran telah mulai meluncurkan Kavosghar-1 hingga Kavosghar Pazhuhesh pada Desember 2013”, ungkap Sadeqzadeh dengan semangat.
Sebagaimana diketahui, selain memiliki daya jangkau 12 kali lipat dari Kavosghar-1, Kavosghar Pazhuhesh juga telah berhasil mengirim Fargam ke luar angkasa dan membawa kembali dengan selamat ke bumi, yang menandakan tingginya kapasitas ilmuwan dan pakar ruang angkasa Iran. Fargam adalah monyet kedua yang berhasil dikirim ke luar angkasa setelah sebelumnya pada Januari 2013 para pakar mengirim Pisgham.
Indonesia berharap kapasitas Iran tersebut dapat dikerjasamakan dengan para pakar ruang angkasa nasional untuk dapat membantu meluncurkan satelit ruang angkasa tanah air ke orbitnya.
Tercatat Iran saat ini merupakan anggota dari International Astronautical Federation (IAF) sejak tahun 2000 dan mitra dari berbagai proyek kerjasama dengan University of Toulouse-Prancis.
Sumber : Kemenlu
(Kemenlu/Jakata-Greater/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar