Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad pada Final ganda campuran Olimpiade Rio 2016, Rabu (17/8). (Foto: Marcelo del Pozo/REUTERS)
Rebut medali emas di Rio de Janeiro, Brasil, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya berhasil melunasi utangnya di Olimpiade. Pada Olimpiade 2012 di London, Inggris, menjadi keikutsertaan Tontowi/Liliyana pertama kalinya di pesta akbar olahraga dunia tersebut.
Sayangnya saat itu, mereka tak berhasil membawa pulang medali dari Olimpiade 2012. Tontowi/Liliyana terhenti di babak semifinal dan kalah pada perebutan medali perunggu dari pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Kekalahan tersebut memupuskan harapan Indonesia untuk meneruskan tradisi emas bulu tangkis di Olimpiade. Sejak tahun 1992 hingga 2008, atlet bulu tangkis selalu rutin 'menyetor' medali emas. Namun tradisi tersebut putus di tahun 2012.
Sebelumnya bulu tangkis sudah menyumbang enam medali emas untuk Indonesia. Dimulai dari Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992, Ricky Soebagja/Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000, Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004 dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008.
"Saya lega, bangga, senang. Karena Indonesia biasanya tradisi emas tapi kemarin di Olimpiade London 2012, kami berutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar utangnya. Senang sekali," kata Liliyana seperti dikutip laman resmi PBSI, Kamis (18/8).
"Saya enggak bisa berkata-kata. Luar biasa rasanya. Ini saya persembahkan untuk hari kemerdekaan Republik Indonesia," kata Tontowi.
Tontowi/Liliyana merebut medali emas setelah berhadapan dengan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan 21-14 dan 21-12. Kemenangan Tontowi/Liliyana sekaligus menjadi kado ulang tahun Republik Indonesia yang ke-71 tahun.
(Reuters/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar