Ratusan warga muslim yang ada di Washington menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Myanmar guna mengecan pembantaian warga muslim Rohingya.
Seperti dilansir oleh Kantor Berita Anatoli, ratusan demonstran muslim ini menuntut supaya aksi kejahatan dan kebrutalan militer Myanmar terhadap warga muslim segera dihentikan.
Dalam pada itu, Heather Nauert juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, menyatakan khawatir terhadap kondisi 270 ribu warga muslim Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh setelah beberapa desa diserang dan dibakar oleh militer dan etnis Buddha Myanmar. Ia meminta kepada seluruh sekutu Amerika supaya mengirimkan bala bantuan kemanusiaan untuk warga yang telah menjadi korban ini.
Heather Nauert kembali menekankan komitmen kerja sama dengan Komisaris Tinggi PBB untuk urusan para pencari suaka dan Palang Merah Dunia.
Sekalipun demikian, Nauert sama sekali tidak menyinggung pelanggaran HAM yang sedang terjadi di Myanmar.
Para petinggi Amerika hanya mengaku sedang melakukan perundingan dengan Aung San Suu Kyi untuk menyelesaikan krisis ini.
Warga muslim Rohingya berdomisili di kawasan Rakhine yang merupakan kawasan paling terbelakang di Myanmar. Mayoritas mereka hidup di kamp-kamp penampungan dan tidak boleh keluar dari Rakhine tanpa izin resmi dari pemerintah pusat.
Menurut pengakuan para sejarawan, warga muslim Rohingya telah menjadi penduduk kawasan Takhine tersebut dari sejak abad ke-12 Masehi.
(Anatoli/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar