Hujjatul Islam wal Muslimin Alireza Piruzmand menjelaskan pentingnya ekspor ilmu dan budaya ketimbang ekspor dalam perdagangan hanya untuk meraih kekayaan dan keuntungan materi semata.
Pengurus Kantor Budaya dan Ilmu Islam di kota suci Qom, Hujjatul Islam wal Muslimin Alireza Piruzmand, saat diwawancarai oleh wartawan Shabestan menjelaskan, “Sangat sayang sekali kita selalu memikirkan ekspor perdagangan daripada ekspor ilmu dan budaya. Padahal hal ini sangat penting sekali dan kemajuan sebuah bangsa bergantung padanya.”
“Saat ini semua orang tahu bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi neraca kemajuan sebuah bangsa dan negara. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,” jelas Hujjatul Islam Piruzmand.
Ruhaniawan dan juga dosen Hauzah ini sangat menyayangkan kurangnya perhatian masyarakat dunia terhadap pentingnya ekspor ilmu dan pengetahuan, baik di Iran sendiri. Beliau berkata, “Hal itu dikarenakan keuntungan-keuntungan materi bagi kita lebih menyenangkan dan terasa hasilnya ketimbang keuntungan-keuntungan spiritual.”
“Iran pun mulanya juga demikian, masyarakat masih tidak terlalu mementingkan apa arti kemerdekaan dalam segi keilmuan. Oleh karena itu mereka tidak mempedulikan pentingnya ilmu, apa lagi untuk mengekspornya,” tambahnya.
Kekayaan Iran akan minyak menurut beliau adalah salah satu alasan mengapa di masa-masa sebelum revolusi pemerintah Iran tidak begitu mementingkan masalah ini. “Karena saat itu pemerintah Iran merasa serba kecukupan dengan kekayaan minyaknya, dan merasa bangga jika banyak pekerja asing yang bekerja di negaranya; apa lagi mereka mendapat dukungan dari Barat,” tegasnya.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar