Para pemuda Palestina saat ini lebih memilih menikah di Masjid Al-Aqsha dibanding di rumah atau di tempat lain, sebagai bentuk penjagaan terhadap kiblat pertama umat Islam itu.
Setelah prosesi pernikahan, pasangan muda-mudi Muslim itu pun berpose di depan Kubah Ash-shakhrah, lalu disebarluaskan melalui jejaring sosial dan media online.
“Pernikahan di masjid ini penting sebagai salah satu upaya mempertahankan kehadiran Al-Aqsha” kata Basem Zidani (29 tahun), pria Palestina yang baru saja menikah di tempat itu, World Bulletin Rabu (27/7/2016) melaporkan.
Menurut pria yang bekerja sebagai juru masak itu, melangsungkan pernikahan di Al-Aqsha sudah menjadi keperluan untuk mempertahankan tempat suci itu.
Isteri Zidani, Tala Serhan (26 tahun) mengatakan, “Kami sangat senang melangsungkan upacara pernikahan kami di tempat suci seperti Al-Aqsha,” katanya.
Serhan menambahkan, ia melaksanakan resepsi walau harus melalui proses pemeriksaan ketat pihak keamanan Israel, sebagai bentuk balasan terhadap pelanggaran dan serangan para pemukim Yahudi ilegal yang memaksa masuk ke dalam kompleks masjid tersebut.
Pasangan muda lainnya, Rami Majdi Kazzaz (25 tahun) dan isterinya Amira Azam Ghaith (20 tahun), keduanya mahasiswa di Universitas Al-Quds, mengatakan foto pernikahan mereka yang kemudian diunggah di jejaring sosial miliknya, adalah sebagai sebagai tindakan perlawanan.
“Dan inspirasi untuk memanggil teman-teman yang juga hendak menikah, agar menjadikan Al-Aqsha sebagai tempat pernikahan mereka, “tambahnya.
“Foto kami di Facebook, Instagram dan Snapchat, kiranya dapat mengilhami orang lain untuk melakukan hal yang sama. Banyak orang yang bahkan belum bisa datang untuk shalat di sini, dan belum melangsungkan ikatan pernikahan mereka di Al-Aqsha,” kata Kazzaz.
Dia mencatat bahwa ada temannya yang ingin juga untuk mengadakan upacara pernikahan di Al-Aqsha, setelah melihat foto-foto pernikahan mereka.
Setelah akad nikah di masjid yang disyariatkan untuk dikunjungi oleh kaum Muslimin itu, biasanya diikuti oleh resepsi perayaan yang lebih besar di rumah atau gedung yang mereka pilih, dengan mengundang karib kerabat dan teman-teman yang lebih banyak lagi.
Foto-foto pernikahan yang mereka abadikan pun tidak hanya ditujukan untuk keluarga dan teman-teman mereka di jejaring sosial. Namun juga dikirim ke media untuk dimuat sebagai sarana menegaskan kehadiran bahwa pemuda Muslim Palestina ada di Al-Aqsha, di tengah kekhawatiran kaun Muslimin kehilangan hak untuk berkunjung ke masjid penuh berkah itu.
Ini juga sebagai bentuk perlawanan pada saat secara masif pemukim ekstrimis Yahudi gencar mempromosikan kunjungan ke situs di kompleks Al-Aqsha dengan alasan ritual keagamaan mereka di sana.
(World-Bulletin/Mi’raj-Islamic-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar