Ilustrasi interior rumah dengan cermin. (Foto: Stevewilliamskitchens.co.uk)
Seorang Putri dari Kerajaan Arab Saudi bertindak sewenang-wenang kepada orang upahannya. Putri yang dirahasiakan identitasnya tersebut menginjak kepala pekerjanya dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuhnya.
Putri Kerajaan Arab Saudi itu menyebut pekerjanya itu sebagai anjing. "Kamu harus membunuh anjing ini, dia tidak pantas untuk hidup," kata Putri tersebut seperti yang dilansir Daily Mail pada 28 September 2016.
Putri tersebut sedang berada di kediaman mewahnya di di Avenue Foch, dekat Arc de Triomphe, Paris, Prancis. Pekerjanya sedang mendekorasi tempat tinggal sang putri. Lalu, entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia memarahi seorang dekorator sekaligus pelukis dan memerintahkan mencium kakinya.
Pelukis itu ketahuan memotret foto sang putri dengan kameranya. Sang Putri yang merupakan masih keluarga dekat Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud, lantas menuduhnya akan menyebarkan foto itu ke media.
Sang putri kemudian memerintahkan pengawalnya untuk menghajar pelukis itu, mengikat tangannya, dan kemudian memaksanya mencium kakinya.
Insiden tersebut berlangsung sekitar empat jam, sebelum orang itu ditendang keluar dari flat, dan diberitahu untuk tidak pernah kembali lagi.
Menurut laporan media lokal, Le Point, sang korban lantas melaporkan kejadian itu ke polisi dan menunjukkan bekas memar di kepalanya, yang katanya disebabkan oleh serangan itu.
Dia juga meminta uang sebesar 16 ribu pound sterling atau sekitar Rp 278 juta sebagai upah pekerjaannya dan untuk mengembalikan alat-alatnya.
Namun menurut Le Point, kemungkinan kasus tersebut tidak akan diurus polisi mengingat keistimewaan Arab Saudi di mata Prancis. Arab Saudi merupakan negara pembeli terbesar senjata Prancis dan hampir sebagian besar properti mewah di negeri Napoleon Bonaparte tersebut dimiliki warga Saudi.
Tidak seperti penjaga keamanan Prancis, staf perlindungan keluarga bangsawan Arab Saudi diizinkan untuk membawa senjata berkat perjanjian diplomatik.
Hal tersebut merupakan salah satu dari sekian perilaku sadis keluarga kerajaan Teluk terhadap stafnya di luar negeri. Sebelumnya seorang pangeran yang tidak disebutkan namanya diduga menyerang pria yang juga tak dikenal di ibukota Prancis awal musim panas ini.
(Daily-Mail/Le-Point/Tempo/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar