Wakil Bupati Termuda: Mahasiswa Islam Kritis Tapi Tidak Berjarak dengan Pemerintah

Wakil Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin dan istrinya (Foto: Liputan6.com)

Antara gerakan mahasiswa Islam dengan pemerintah memiliki wadah dan langkah yang berbeda dalam mengaktualisasikan perjuangan. Namun apa yang dilakukan keduanya memiliki muara yang sama.

“Antara gerakan mahasiswa Islam dengan pemerintah sama-sama ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Wakil Bupati Trenggalek Muhammmad Nur Arifin kepada Satu Islam usai mengisi seminar yang menjadi bagian dari rangkaian acara Konferensi Koordinator Cabang (Konorcab) PMII Jatim ke-XXII di Ponorogo, Kamis, 28 April 2016.

Menurutnya jika ada yang beranggapan bahwa antara pemerintah dengan gerakan mahasiswa Islam berjarak, hal itu anggapan yang salah. “Asalkan sama-sama bekerja untuk menjawab tantangan masyarakat seberapapun jauhnya saya anggap ini dekat,” tegasnya.

Arifin tidak mau ada tafsir jika pemerintah yang merupakan institusi di Negara lalu setiap gerakan harus durus oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan fungsi kontrol mahasiswa terhadap pemerintah menjadi lemah. Selain itu kemandirian mahasiswa yang identik dengan kritisisme menjadi kabur.

Bahkan dirinya mewadahi bagi insan akademis yang konsern terhadap dunia gerakan untuk ikut terlibat dalam pendampingan desa mengingat sumber daya manusia di desa terbatas. Dirinya memberi payung yang diberi nama “Desa Adopsi” sebagai tempat berkiprah bagi mereka yang terlibat di pendamingan desa.

“Jika ada teman-teman mahasiswa yang memiliki contoh project pendampingan desa, teman-teman bisa bermitra dengan kami,” ujarnya.

Arifin mengakui di wilayah pemerintahannya sudah melakukan kemitraan dengan beberapa NGO dan kampus di bawah Bapemas Pemdes. Yang dilakukan para Mitra itu diantaranya melakukan pengawasan jalannya pemerintahan desa hingga aktivitas pengembangan ekonomi desa.

“Malah mahasiswa yang menjadi pendamping desa itu dari kalangan ijo (mahasis Islam red),” paparnya.

Dia menggandeng kalangan civitas akademika Muslim karena dinilainya kelompok ini sudah selesai persoalan nilai dan moral sehingga potensi penyimpangan relatif kecil.

Muhammmad Nur Arifin yang baru dilantik sebagai Wakil Bupati Trenggalek Rabu 17 Februari 2016 di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya memecahkan Rekor MURI sebagai Wabup termuda. Saat ini usianya 25 tahun 10 bulan 10 hari.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Minggu, 01 Mei 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Wakil Bupati Termuda: Mahasiswa Islam Kritis Tapi Tidak Berjarak dengan Pemerintah. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/05/wakil-bupati-termuda-mahasiswa-islam.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS