Sapa Teheran Puja Khomeini

Meski menjadikan Islam sebagai dasar negara, dalam perjalanannya Iran tidak seperti Arab Saudi.

Menara Azadi, ikon Ibu Kota Teheran, Iran, 5 Juni 2016. (Foto: Faisal Assegaf/Albalad.co)

Lelaki itu sudah 27 tahun masuk liang lahat, namun nama dan fotonya masih bertebaran di seantero Ibu Kota Teheran, Iran.

Gambar mendiang pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah Khomeini terpampang di beragam tempat. Mulai dinding toko, jembatan penyeberangan, gedung pemerintah, hotel, papan iklan, taman kota, hingga bandar udara. Bahkan foto-foto Khomeini terlihat di pagar penutup proyek pinggir jalan, seperti dilaporkan wartawan Albalad.co Faisal Assegaf dari Teheran kemarin.

Bertebarannya foto Imam Khomeini seolah menunjukkan sang imam begitu puja rakyatnya. Mau menyeberang jalan, berkeliling kota, menunggu pesawat, atau ingin tidur di hotel, selalu ada foto Imam Khomeini.

Sopir taksi bernama Jafar termasuk pengagum Khomeini. "Imam (Khomeini) pemimpin baik dan bagus. Saya suka dia," katanya.


Barangkali memang benar. Meski menjadikan Islam sebagai dasar negara, dalam perjalanannya Iran tidak seperti Arab Saudi, juga menjadikan Islam sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di negara Mullah itu, kaum hawa bebas berpakaian meski mesti berkerudung, tidak wajib berjilbab. Banyak gadis-gadis bercelana jins dipadu kaus atau kemeja lengan berbagai warna. Namun di negeri Kabah, perempuan wajib berjilbab dan berabaya serba hitam.

Meski dicap anti-Barat, anak-anak muda Iran akrab dengan media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Seperti Niloofar, gadis Iran saya temui di sebuah pusat belanja pada suatu sore, mengajak berteman di Facebook. Mereka juga bebas keluar rumah atau menyetir mobil tanpa didampingi muhrim. Bahkan banyak yang jalan-jalan berduaan.

Kaum hawa di Iran juga bisa bersekolah hingga doktor. Tidak seperti Taliban, mengklaim melaksanakan syariat Islam, namun melarang perempuan bersekolah. Bahkan anggota Taliban pernah menyerbu sebuah bus sekolah dan sempat membikin Malala Yusafzai - kini menjadi tokoh dunia - koma.

Pondasi Islam ditanam Imam Khomeini tidak serta merta memaksa para pemilik toko tutup saban kali azan berkumandang, seperti dilakoni ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Raqqah, Suriah.

Meski enam hari di Teheran, saya baru dua kali mendengarkan kumandang azan dari pengeras suara masjid. Sisanya lebih banyak terdengar lewat siaran televisi.

Inilah yang membedakan azan kaum Syiah dengan versi Sunni. Kalau di Sunni ada tambahan ketika salat subuh Asholatu khairum minan naum, azan versi Syiah saya dengar di Iran ada tambahan Asyhadu anna Aliyyan waliyullah dan Asyhadu anna Aliyyan hujjatullah.

Seperti pepatah bahasa Arab menyebut, "Kebersihan sebagian dari iman", jalan-jalan di Teheran bersih dari sampah. Halte-halte bus meski sederhana bebas dari coretan. Pedestrian nyaman untuk pejalan kaki dan tidak ada pedagang asongan mangkal di trotoar.

Berkeliling menyapa Teheran seolah memuja Imam Khomeini. Dia meletakkan dasar Islam tapi mengikuti perkembangan zaman.

(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Senin, 01 Agustus 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Sapa Teheran Puja Khomeini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/08/sapa-teheran-puja-khomeini.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS