“Jika saja orang ini semasa hidupnya menginfaqkan simpanan kurmanya dengan tangannya sendiri, maka pahala dan nilai sedekahnya akan lebih tinggi dari pada setelah kematiannya.”
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, Hujjatul Islam Habibullah Farahzad dalam sebuah acara yang dilangsungkan di haram Imam Zadeh Hilal bin Ali, beliau mengatakan bahwa dalam ajaran agama Islam sangat menekankan sedekah amal jariyah, dan waqaf merupakan contoh terbaik dalam masalah ini.
Khususnya di akhir-akhir bulan Shafar yang disebut juga sebagai pekan waqaf ini, budaya waqaf khususnya dalam masalah kebudayaan dan tablighi masalah ini harus disebarkan dalam masyarakat.
Pengajar di hauzah ilmiah ini lebih lanjut menuturkan, jika anak-anak kita sejak dini sudah diakrabkan dengan Al-Qur’an, sedekah, infaq, masjid, doa dan ziarah maka tidak diragukan lagi hingga dewasa nanti keakraban dan kedekatan mereka akan terus terjaga.
Selain itu, membangun rumah sakit, sekolah, mendidik pelajar-pelajar yang berhasil, mendidik anak-anak yang saleh ini semua merupakan contoh-contoh nyata dari sedekah amal jariyah tersebut. Dimana mendidik anak salah satu perkara yang ditekankan dalam masalah ini, dan paling baiknya sesuatu yang dimiliki manusia adalah anak yang saleh, jelas Hujjatul Islam Habibullah Farahzad.
Beliau juga menambahkan, sedekah menjadi sangat bernilai di saat seseorang berinfaq dengan tangannya sendiri, alangkah baiknya selama masih hidup kita dapat menginfaqkan sekedar yang kita miliki.
Berkenaan dengan hal ini diceritakan bahwasanya salah seorang di zaman Rasulullah saww berwasiat kepada beliau saww untuk menginfaqkan simpanan kurma yang ia miliki setelah kematiannya, kemudian Rasulullah saww setelah melakukan wasiat orang itu, beliau mengatakan “jika saja orang ini semasa hidupnya menginfaqkan simpanan kurmanya dengan tangannya sendiri, maka pahala dan nilai sedekahnya akan lebih tinggi dari pada setelah kematiannya.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar