Penulis: Abdul-Wahhab Furati, peneliti di Pusat Kajian Budaya dan Pemikiran Islam, Qom-Iran
Pembantaian Syiah Nigeria di kota Zaria memunculkan prasangka bahwa imperialisme dunia dan kaka tangannya sekali lagi merasa takut terhadap perkembangan Islam dan Syiah.
Peristiwa Nigeria dan mata rantai beberapa peristiwa lain yang menimpa dunia Syiah bisa kita analisa dari banyak dimensi.
Arab Saudi, Israel, dan Amerika merasa takut terhadap perkembangan Syiah di Nigeria. Terutama lantaran pemahaman kelompok takfiri tentang Islam yang menyebabkan masyarakat dunia semakin membenci mereka.
Sebaliknya, masyarakat dunia semakin apresiasi terhadap pemikiran moderat yang memiliki kriteria siap berdialog dengan siapa saja. Perundingan nuklir Iran dengan 5+1 membuktikan bahwa negara Syiah bisa diajak berdialog dan berunding.
Dari sisi lain, pemikiran Syiah tidak pernah menciptakan kekerasan, dan bahkan memerangi aksi-aksi kekerasan dan radikalisme. Syiah ingin menciptakan sebuah model baru negara yang terasingkan dari gaya pemikiran salafi.
Gaya pemikiran Syiah semacam menyebabkan mazhab ini tersebar di seluruh dunia, terutama di Benua Afrika.
Nigeria bisa disebut sebagai “Iran Afrika”. Nigeria memiliki peran yang dimainkan Iran di Timur Tengah. Dengan Gerakan Islam Nigeria yang dipimpin oleh Ibrahim Zakzaky, jumlah Syiah Nigeria semakin bertambah pesat. Ada sekitar 7 juta Syiah aktif di negara ini.
Dalam ritual Arba‘in Husaini tahun ini, karnaval Husaini Nigeria benar-benar membuat kelompok takfiri semakin ketakutan. Mereka pun menyatakan bahwa Khomeiniyyun sedang menaklukkan benua ini. Dengan membantai Zakzaky dan para pengikutnya, mereka ingin melemahkan gerakan Syiah di benua ini.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar