Para Marinir AS di tempat penahanan di Iran (Foto: sputnik)
"Administrasi ini berpura-pura, seolah-olah (penangkapan) bukan sesuatu yang luar biasa terjadi. Bahkwan wakil Presiden Joe Biden menggambarkan insiden itu sebagai 'praktik standar bahari'. Pernyataan yang terang benderang palsu," kata McCain dalam sebuah pernyataan.
10 marinir AS yang ditangkap oleh Pengawal Revolusi Islam (IRGC) pada Selasa dikembalikan ke negaranya dengan damai dan disambut gembira para pejabat kedua negara, sementara salah satu senator AS justru memicu kemarahan publik dan bersikukuh bahwa Angkatan Laut AS itu berhak secara penuh memasuki perairan Iran.
Republik Islam Iran sebelumnya pada Selasa, (12/01/16), menahan 10 marinir AS beserta dua kapal perang mereka yang memasuki wilayah perairan Iran. Sebuah insiden yang kemudian mengguncang saraf pejabat AS menjelang pelaksanaan kesepakatan nuklir Tehran.
Banyak pengamat menyatakan prihatin dengan insiden itu yang berpotensi menjadi pertempuran diplomatik berkepanjangan, tetapi semua awak kapal dan peralatan militer kemudian dirilis hari berikutnya setelah diskusi antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan timpalannya dari Iran Mohammad Javad Zarif.
Sementara kabar baik dari rilis ini ditolak oleh Senator AS John McCain, yang mempercayai bahwa para marinir Amerika itu tidak seharusnya ditahan.
"Administrasi ini berpura-pura, seolah-olah (penangkapan) bukan sesuatu yang luar biasa terjadi. Bahkwan wakil Presiden Joe Biden menggambarkan insiden itu sebagai 'praktik standar bahari'. Pernyataan yang terang benderang palsu," kata McCain dalam sebuah pernyataan.
"Yang lebih parah lagi, karena gagal menegaskan prinsip-prinsip dasar hukum internasional, ia menahan Angkatan Laut kami dan kapal Coast Guard serta para pria dan wanita yang sedang berlayar pada peningkatan resiko di masa depan," tandas McCain dalam situs Breaking Defense.
Sementara Partai Demokrat berpendapat, kembalinya para marinir dengan cepat adalah akibat langsung dari hubungan diplomatik yang membaik antara Washington dan Tehran setelah perundingan kesepakatan nuklir musim panas.
"Selain itu, pernyataan dari Rumah Pemimpin Minoritas Nancy Pelosi dan lain-lain bahwa kesepakatan nuklir Iran entah bagaimana bisa dibantu dengan imbalan para pelaut, ini adalah menggelikan," katanya.
"Pelaut tersebut 'ditangkap' karena seolah melanggar hukum internasional dan era adat maritim dan tradisi," cetus McCain.
Partai Republik menyindir bahwa marinir Amerika itu dianiaya saat dalam tahanan di Iran, meskipun video yang dirilis oleh Tehran menunjukkan mereka dirawat dengan disediakan makanan lengkap dan akomodasi yang nyaman.
"Semua indikasi menunjukkan bahwa pelaut kami diurus, dilengkapi dengan selimut dan makanan dan mereka dibantu kembali ke armada," kata Sekretaris Kerry wartawan, pada Rabu, 13/01/16.
Sementara penyelidikan bagaimana kapal Angkatan Laut AS memasuki perairan Iran terus terungkap. Para pejabat AS awalnya mengatakan masalah mekanis yang menyebabkan salah satu kapal terapung menuju Pulau Farsi, tapi teori itu terbukti palsu setelah kapal itu kembali ke Bahrain pada Rabu pagi tanpa ada masalah tehnis.
Dalam sebuah wawancara dengan Jorge Ramos pada hari Kamis, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan Pentagon sekarang percaya ada kesalahan navigasi yang salah.
"[Para pelaut] jelas salah dalam berlayar. Itu yang mereka laporkan. Begitulah mereka mempercayai yang berakhir pada situasi ini," katanya.
Setelah merilis para marinir, Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menulis pernyatan dalam situs resmi, "Setelah menentukan bahwa mereka masuk ke wilayah perairan Iran dengan tidak disengaja dan atas permintaan maaf mereka, maka para pelaut Amerika yang ditahan dibebaskan di perairan internasional.
(Sputnik/Islam-Times/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar