Televisi al-Arabiya Akui Kekuatan Politik Hizbullah Lebanon


Televisi al-Arabiya yang jelas-jelas mendukung kubu 14 Maret Lebanon menilai jatuhnya pemerintahan Saad Hariri mengindikasikan kekuatan kubu 8 Maret pimpinan Hizbullah dalam mengubah perimbangan politik di negara ini.

Menurut laporan Mehr, Aliya Ibrahim wartawan al-Arabiya dalam laporannya dari Beirut mengatakan, akhirnya kubu 8 Maret dengan sikapnya terkait pengadilan kasus teror Rafiq Hariri mengundurkan diri dari pemerintahan Hariri dan membuat kabinet persatuan nasional bubar. Menurutnya, pengunduran diri 11 menteri dari kubu 8 Maret dan seorang menteri yang ditunjuk langsung oleh presiden memaksa pemerintahan Hariri bubar karena kehilangan suara mayoritas.

Mundur massal menteri dari kubu 8 Maret ini berlangsung di saat Saad Hariri berada di Amerika Serikat dan bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Selanjutnya ia bertolak ke Perancis dan bertemu dengan Presiden Nicolas Sarkozy. Hariri meminta bantuan Perancis dan sejumlah negara lainnya untuk membantu menyelesaikan krisis di negaranya. Aliya Ibrahim menambahkan, kubu 8 Maret menekankan bahwa Kelompok 14 Maret serta Hariri diperalat Amerika Serikat.

“Bubarnya pemerintahan Hariri berarti kegagalan Arab Saudi dan Suriah untuk menyelesaikan krisis di Lebanon,” tambah Aliya.

Menurut sumber ini, seorang anggota kubu 8 Maret menekankan kelompoknya memilih jalan damai serta demokratik dan tidak akan melakukan tindakan brutal seperti turun ke jalan-jalan. Wartawan al-Arabiya menambahkan, kubu oposisi Lebanon menuntut pembentukan pemerintahan yang solid dan berani bersikap tegas terhadap Pengadilan Khusus untuk Lebanon (STL).

Pemerintahan Perdana Menteri Saad Hariri kini hanya sekedar pemerintah pelaksana sementara karena telah kehilangan suara mayoritasnya di kabinet. Mencermati kondisi ini, sepertinya pembentukan pemerintah baru bagi Hariri cukup sulit, karena kubu 8 Maret yang berhasil menggulingkan pemerintahan berkuasa telah menunjukkan kekuatannya. Dan jika tuntutan mereka diabaikan maka pemerintahan baru pun dapat mereka jatuhkan kembali.


Pemerintahan Lebanon Bakal Jatuh ke Kubu Hizbullah

Menyusul jatuhnya pemeritahan kabinet Saad Hariri dan meruncingnya krisis, pemerintahan Lebanon kemungkinan akan jatuh ke tangan kubu pro Hizbullah. Marwan Faris, salah seorang anggota parlemen Lebanon kepada televisi al-Manar mengatakan, krisis pemerintahan di Lebanon muncul setelah 11 Menteri dari kubu 8 Maret mundur dari kabinet sebagai bentuk protes atas campur tangan Amerika Serikat.

Faris menambahkan, kebijakan AS adalah kebijakan unilateral. Tahun 2006, muqawamah Lebanon berhasil mengalahkan Israel dan AS, dan kini AS sedang menanti kekalahan yang lebih besar di Lebanon.

Anggota parlemen Lebanon ini mengatakan, dengan pengunduran diri massal sebelas menterinya, kelompok 8 Maret telah menunjukkan kekompakan dan persatuannya dalam mendukung muqawamah dan kedaulatan Lebanon.


Walid Jumblatt Bertemu dengan Sayid Hasan Nasrullah

Walid Jumblat, Ketua Sosialis Progresif Lebanon (PSP) bertemu dengan Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrullah dan melakukan dialog.

Menurut laporan AFP, Hizbullah Lebanon mengumumkan bahwa menyusul pembubaran kabinet negara ini, Walid Jumblatt bertemu dengan Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah.

Pertemuan ini dilakukan untuk membicarakan kondisi Lebanon menyusul pengunduran diri 11 menteri yang mengakibatkan bubarnya kabinet pimpinan Saad Hariri.

Pasca bubarnya kabinet Lebanon setelah kegagalan upaya Suriah dan Arab Saudi untuk mencegah terjadinya krisis politik di Lebanon terkait Pengadilan Internasional untuk Lebanon (STL), terjadi lobi-lobi di antara para pemimpin politik Lebanon guna mempertahankan stabilitas keamanan di Lebanon dan pembentukan pemerintahan baru di negara ini.


Hizbullah Bersikap Tegas, Israel Kebingungan

Radio rezim Zionis Israel melaporkan bahwa berbagai sidang digelar di tingkat perdana menteri dan menteri untuk mengulas perkembangan terbaru di Lebanon. Rapat yang sama juga digelar oleh para pejabat politik dan keamanan Israel dan negara-negara Barat.

Perkembangan terbaru di Lebanon menyebabkan berbagai pihak harus melakukan rapat darurat untuk menganalisa kondisi lebih lanjut. Kantor Perdana Menteri dan Departemen Luar Negeri Zionis Israel menggelar rapat darurat.

Sementara itu, para pejabat Palestina mengapresiasi langkah Hizbullah yang memberikan ultimatum terkait kasus teror Rafiq Hariri dan menyebabkan mundurnya 11 menteri. Dengan mundurnya 11 menteri tersebut, Saad Hariri yang kini tengah melakukan kunjungan resmi ke luar negeri harus kembali menjadi warga biasa tanpa jabatan perdana menteri.

Menurut para pejabat dan komandan Palestina, Hizbullah sangat menyadari kondisi untuk mengantisipasi upaya provokasi Israel melalui pengadilan internasional kasus teror terhadap Rafiq Hariri.


Intelijen Hamas Hancurkan Jaringan Spionase Israel di Gaza

Pejabat Dinas Intelijen Hamas di Jalur Gaza mengatakan, “Kami akan menindak tegas para agen-agen Zionis dan siap menghadapi segala bentuk agresi rezim Zionis Israel.”

Kantor berita Fars dari Gaza melaporkan, Direktur Dinas Keamanan Hamas, Mohammed Lafi menyatakan, “Segala bentuk operasi agen-agen Zionis di Jalur Gaza telah kami hentikan.” Ditambahkannya, dinas keamanan pemerintah Hamas punya kesiapan penuh untuk melawan agresi Zionis ke Jalur Gaza dan mendukung front internal dan muqawamah bangsa Palestina.

Dalam statemen yang dirilis Dinas Keamanan Hamas disebutkan bahwa lembaga ini telah belajar cukup dari pengalaman perang 22 hari dengan Israel dan dengan memperhatikan pengalaman itu, kini telah mengatasi kekurangan-kekurangannya dan berada pada kondisi prima.

Lafi juga menegaskan, langkah lain yang dilakukan Dinas Keamanan Hamas adalah keberhasilan lembaga ini dalam membersihkan segala bentuk operasi jaringan spionase Zionis dan agen-agen mereka di Jalur Gaza. Ditambahkannya, perang memberantas jaringan spionase dan para agen Zionis sudah dimulai sejak musim panas tahun lalu.

“Kami punya informasi yang cukup untuk melawan Israel dan jika terjadi perang, kami akan memanfaatkan data itu dengan sebaik mungkin,” ujarnya.

Sementara itu para pemimpin Zionis baru-baru ini kembali memulai perang urat saraf sebagai persiapan perang baru di kawasan. Tel Aviv terang-terangan mengumumkan bahwa kemungkinan besar mereka akan kembali menyerang Gaza.


Haniyah: Mesir Kirim Pesan, Israel akan Serang Gaza !

Perdana Menteri Palestina pilihan rakyat Ismail Haniyah menyatakan telah menerima pesan dari Kairo terkait keinginan rezim Zionis Israel untuk menyerang Jalur Gaza.

Menurut laporan situs Al-Quds al-Arabi, Taher al-Nunu, Jurubicara pemerintah pilihan rakyat Palestina Kamis sore mengumumkan, “Ismail Haniyah telah menerima pesan dari saudara-saudara di Mesir terkait keinginan Zionis Israel menyerang Jalur Gaza dan untuk itu ia telah memerintahkan menginformasikan perkembangan politik terakhir kepada para pejabat keamanan dan Departemen Dalam Negeri untuk segera melakukan langkah-langkah penting untuk melindungi warga Gaza.”

Berdasarkan laporan ini, Haniyah telah mengeluarkan perintah kepada lembaga-lembaga keamanan guna mengontrol situasi.

Haniyah menyampaikan kegembiraannya terkait kewaspadaan nasional yang telah ditunjukkan oleh seluruh kelompok politik dalam melindungi warga Palestina dan mengatakan, bahwa langkah ini telah menghapus kesempatan dari para penjajah Zionis Israel untuk menutupi masalah dan krisis politik internal mereka.

Pemerintah Hamas pada beberapa waktu lalu menekankan bahwa merupakan hak rakyat Palestina untuk melindungi dirinya dan meminta seluruh kelompok pejuang Palestina untuk menghentikan tembakan roket ke Palestina pendudukan (Israel) agar tidak memberikan kesempatan kepada rezim Zionis Israel menjadikan alasan penembakan roket untuk kembali mengagresi Gaza.


Indonesia-Iran Sepakati Kerjasama Anti Narkotika dan Terorisme

Republik Islam Iran dan Indonesia akan melakukan kerjasama di bidang pemberantasan penyelundupan narkotika.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Mahmoud Farazandeh, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Jakarta dan Timur Pradopo, Kepala Polisi Republik Indonesia, menyepakati kerjasama di bidang pemberantasan penyelundupan narkotika.

Dubes Farazandeh di Jakarta menyebut Iran sebagai satu negara utama di dunia dalam memberantas penyelundupan narkotika dan mengatakan, “Iran saat ini sangat serius dalam memberantas narkotika dan hingga kini sudah ribuan polisi yang syahid dalam aksi ini.”

Farazandeh juga menyebut target jaringan penyelundupan narkotika mengarah kepada Asia Tenggara dan Indonesia. Untuk itu ia meminta kerjasama antara polisi Indonesia dan Iran di pelbagai bidang mulai dari pertukaran informasi, pengalaman, pelatihan dan operasi bersama dalam memberantas aksi kejahatan internasional, termasuk pemberantasan narkotika dan terorisme.

Sementara Kapolri Timur Pradopo dalam ucapannya menyinggung hubungan konstruktif kedua negara dan meminta perluasan hubungan di pelbagai bidang, khususnya antara polisi dua negara.

“Kejahatan internasional, pemberantasan fenomena penyelundupan narkotika, terorisme dan penyelundupan manusia merupakan prioritas polisi Indonesia. Karena luasnya aktivitas jaringan internasional, kerjasama antara negara-negara dalam memberantas kejahatan ini menjadi sangat penting dan berpengaruh”, jelas Kapolri.

Timur Pradopo juga menilai penting adanya pelatihan bersama polisi Iran dan Indonesia dan menyebutnya sebagai mekanisme praktis dalam memberantas kejahatan internasional, khususnya memberantas penyelundupan narkotika dan manusia.

(Al-Arabiya/Buletin-Mitsal/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Jumat, 08 Juli 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Televisi al-Arabiya Akui Kekuatan Politik Hizbullah Lebanon. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : https://abnsnews.blogspot.com/2016/07/televisi-al-arabiya-akui-kekuatan.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS