“Dalam rangka gencatan senjata di Aleppo, Suriah berkomitmen melanjutkan kerja sama dengan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirimkan bala bantuan kemanusiaan kepada warga yang menjadi korban perang. Hanya saja, selama terorisme masih memperoleh dukungan, kondisi kemanusiaan di Suriah tidak akan bisa diperbaiki.”
Begitu hal ini disampaikan oleh Basyar Ja‘fari, wakil khusus Suriah untuk PBB, ketika berorasi di sidang Majelis Umum PBB, sebagaimana dilansir oleh Kantor Berita SANA kemarin.
“Sebelum memulai orasi, saya ingin menginformasikan kondisi terbaru yang sekarang terjadi di kota Aleppo. Sesuai koordinasi antara Suriah dan Rusia untuk tujuan-tujuan kemanusiaan seperti mengangkut korban yang terluka, tidak mampu, dan yang sakit serta mempermudah kelompok bala bantuan PBB, gencatan senjata sepihak telah dijalankan di Aleppo,” ujar Ja‘fari.
Ja‘fari menambahkan, “Pemerintah Suriah telah membuka enam jalur bebas untuk warga sipil dan dua jalur bebas untuk para militan bersenjata yang menginginkan amnesti serta meninggalkan medan pertempuran. Akan tetapi, kelompok-kelompok teroris, termasuk Jabhat Al-Nushrah dan Ahrar Al-Syam, malah menggunakan warga timur Aleppo sebagai perisai manusia dan mencegah warga sipil serta para militan bersenjata untuk meninggalkan medan.”
Ja‘fari melanjutkan, “Menurut informasi terbaru, baru-baru ini kelompok-kelompok teroris tersebut malah mengeksekusi mati empat belas warga Aleppo karena mereka mengajak warga yang lain untuk meninggalkan kawasan yang dikuasai oleh teroris. Para teroris itu juga mengancam apabila mereka meninggalkan kota, seluruh rumah mereka akan dibakar.”
“Kami sebagai wakil Pemerintah Suriah tidak mengingkari keberadaan krisis kemanusiaan di negara kami. Sudah jutaan warga Suriah merugi. Hanya saja, kami mengecam metode menangani krisis ini dari sejak permulaan. Sebelum Turki membuka perbatasan untuk para militan teroris, Aleppo adalah sebuah kota yang stabil dan aman. Sebelum teroris datang, Aleppo berpenduduk sekitar 2 juta orang. Sekarang, lebih dari 1.700.000 dari mereka telah melarikan diri lantaran takut ancaman teroris,” tandas Ja‘fari.
(Sana/ShabestanBerbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar