ISIS Kalah di Irak dan Suriah, Hati-hati Indoesia dan Asia Tenggara

Foto: Dok: Okezone

Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) atau Institut Analisa Kebijakan Konflik- dalam laporan terbarunya menyebutkan, Kekalahan-kekalahan besar yang dialami ISIS di berbagai wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah menimbulkan bahaya lain bagi kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

“Selama dua tahun terkahir, ISIS telah menyediakan sebuah basis baru untuk kerja sama bagi kelompok-kelompok ekstremis di kawasan”, kata Direktur IPAC, Sidney Jones.

Dilansir dari BBC, menurut Sidney, ada sejumlah kelompok radikal pro-ISIS yang punya kaitan kuat dengan Indonesia.

“Yang paling penting adalah Kelompok Abu Sayyaf di Basilan, satu pulau di selatan Mindanao, yang dipimpin oleh orang yang namanya Isnilon Hapilon yang diakui oleh orang Indonesia di Suriah sebagai ‘amir’ walaupun dia sendiri tidak terlalu menonjol, tidak terlalu pintar kelihatannya,” kata Jones.

“Tetapi karena dia menguasai satu daerah di Basilan,” terangnya.

Sidney menjabarkan Abu Sayyaf dianggap penting karena banyak ajakan lewat Telegram ke Basilan di Mindanao bagi para pendukung ISIS jika mereka terlalu sulit berhijtah ke Suriah, khususnya dengan kondisi ISIS yang semakin terpojokkan di Irak dan Suriah.

“Yang kedua adalah kelompok Ansarul Khilafa Phillipnes atau AKP. Sampai tahun lalu, wakil pemimpin (bernama) Tokboy adalah orang Indonesia, mantan JI (Jemaah Islamiyah) yang lama sekali ditahan di Filipina yang punya jaringan erat sekali dengan jaringan pro ISIS di Indonesia, apalagi di Jawa Tengah, karena orangnya sendiri dari Batang.”

“Tapi dia tewas pada November 2015 dan kita tidak tahu siapa menjadi perantara antara Indonesia dan AKP sekarang ini, tapi jelas ada,” tambahnya.

Banyaknya pendukung ISIS asal Indonesia yang bergabung dengan kelompok-kelompok pro ISIS di Filipina diduga masuk lewat jalur laut. Tidak hanya dari Indonesia, militant pro ISIS juga datang dari kawasan lain Asia Tenggara. Diperkirakan ada puluhan anggota militan dari Indonesia dan Malaysia yang pergi ke Filipina untuk bergabung dengan kelompok-kelompok militan pro ISIS di negara itu.

“Mereka berlatih di Filipina,” kata A. Syamsu dari lembaga kontra-terorisme Indonesia. “Tidak ada data tentang jumlah yang pasti, tapi bisa puluhan.”

Setelah serangan bom dan aksi penembakan di Jakarta awal tahun ini, bik aparat keamanan di Indonesia dan di negara-negara tetangga mulai disiagakan mengantisipasi kemungkinan aksi teror serupa oleh kelompok-kelompok militan pro ISIS. Beberapa tempat-tempat penting seperti bandar udara dan tempat-tempat strategis lainnya kian diperketat.

Dengan semakin ketatnya penjagaan di bandar udara dan tempat-tempat strategis lain, anggota militan didperkirakan akan lebih sering menggunakan jalur laut. “Hal ini akan makin menyulitkan petugas keamanan melakukan pemantauan”, kata Kapolri Tito Karnavian (foto artikel) minggu lalu.


Pola Rekrutmen ISIS di Indonesia

Di sisi lain, jaringan ISIS di Indonesia semakin nekat ‎dan berkembang pesat dengan cara pola rekrutmen yang mengandalkan internet untuk berkomunikasi dengan pemimpinnya. Contoh dalam hal ini aksi nekat Sultan Azianzah yang diduga jaringan ‎Islamic State Iraq and Syria (ISIS) melakukan penyerangan seorang diri terhadap polisi di Pos Polantas Cikokol, Tangerang.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane, kasus penyerangan polisi di Tangerang adalah kasus terbaru dalam dinamika terorisme di Indonesia.

“Itu juga sekaligus mempertontonkan kenekatan baru para teroris pasca serangan di Jalan MH. Thamrin Jakarta maupun penyerangan di Mapolresta Solo,” ujar Neta dalam pesan singkatnya, Senin 24 Oktober 2016 malam.

Menurut Neta, sikap nekat pelaku teror dan pola rekrut ISIS ini menjadi tantangan berat bagi Polri dalam memberantas aksi terorisme kedepan. “Apalagi beredar kabar simpatisan ISIS semakin banyak, ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Polri,” sambungnya.

Pasalnya, dalam penyerangan polisi di Tangerang, pelaku telah membuktikan bahwa gerakan ISIS di Indonesia sudah dalam taraf mengkhawatirkan dengan melakukan hal baru yakni bertindak seorang diri tanpa bom bunuh diri.

“Ini menunjukkan bahwa ISIS semakin berbahaya karena bisa menyakinkan pelaku untuk berbuat nekat dalam menyerang anggota Polri,” tandas Neta.

(Oke-Zone/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Rabu, 26 Oktober 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul ISIS Kalah di Irak dan Suriah, Hati-hati Indoesia dan Asia Tenggara. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/10/isis-kalah-di-irak-dan-suriah-hati-hati.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS