Sri Lanka Undang Jokowi Jadi Pembicara Tentang Islam dan Demokrasi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Mangala Samaraweera bersama Menlu Retno Marsudi di Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2016). (Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Mangala Samaraweera mengundang Presiden Joko Widodo sebagai pembicara tamu dalam konferensi yang akan diadakan oleh negaranya. Hal itu disampaikan oleh Menlu Indonesia Retno P Marsudi usai bertemu dengan Samaraweera.

"Menlu Sri Lanka atas nama Presiden Sri Lanka akan mengundang secara khusus presiden Jokowi agar hadir dalam konferensi nasional mengenai Islam dan Demokrasi. Karena ini merupakan isu penting saat ini dan Indonesia dinilai memiliki aset di dua isu itu," jelas Retno di Bali International Conventional Center (BICC), Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2016).

Hari ini merupakan pertemuan kedua antara pemerintah Sri Lanka dengan Indonesia. Dua perwakilan pemerintah ini sebelumnya bertemu dalam pertemuan G7 Coverage di Nagoya, Jepang.

Pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Mangala Samaraweera dengan Menlu Retno Marsudi di Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2016) (Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom)

Sri Lanka menilai, isu mengenai Islam dan demokrasi dianggap relevan dengan kondisi kultur di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam dan menganut sistem demokrasi.

"Isu sebagai negera muslim terbesar dunia dan pada saat yang sama bisa mengembangkan demokrasi. Oleh karena itu Presiden Sri Lanka ingin mengundang presiden RI sebagai pembicara tamu di dalam konferensi tersebut," kata dia.

Pertemuan Menlu Sri Lanka Mangala Samaraweera bersama Menlu Retno Marsudi di Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2016) (Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom)

Retno mengaku masih belum sepakat soal waktu pelaksanaan acara tersebut. Menurut dia selain Indonesia, Sri Lanka juga akan mengundang beberapa negara Muslim lainnya.

"Memang dari segi waktu mereka sedang menimbang kapan waktu yang tepat untuk mengadakan konferensi nasional mengenai Islam dan Demokrasi. Selain presiden Indonesia juga akan diundang beberapa leaders pimpinan Muslim di dunia," ujarnya.

(Detik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)