Konferensi Makanan Halal VII telah dimulai di Brussel.
Dilansir KUNA News kemarin, Konferensi Makanan Halal VII yang telah dimulai di Brussel ini menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh industri makanan halal yang tiap tahun menelan dana sebesar 700 milyar dolar tersebut.
Dr. Nabil bin Amin Maula, Sekretaris Jenderal Badan Standarisasi Dewan Kerja Sama Teluk Persia (GCC) yang bermarkas di Arab Saudi, hadir sebagai orator dalam konferensi tersebut. Ia dalam orasinya meminta seluruh pihak dan lembaga-lembaga terkait di Dunia Islam dan Arab supaya menjamin kehalanan produk dan makanan ke pasar-pasar dunia.
Salah satu tantangan terbesar yang sedang dihadapi oleh industri makanan halal adalah sertifikat palsu yang ditempelkan di bingkisan produk-produ halal tanpa seleksi terlebih dahulu.
Iqbal Ahmad Quraisyi, Manajer Dewan Makanan Halal Eropa, menguraikan, “Industri makanan halal di utara Amerika dan Eropa pada tahun 2015 lalu telah menelan biaya sebesar sekitar 48 milyar dolar. Setelah pasar makanan dan produk halal mengalami perkembangan pesat, kita menyaksikan penambahan peraturan dan undang-undang baru yang diberlakukan oleh beberapa negara dan badan-badan yang menangani produk halal di sebagian negara Islam.”
Dr. Nawaf Ahmad Al-Nuqba, Manajer Pusat Makanan Halal di Dubai, menekankan dalam orasi, “Banyak pelanggaran terjadi sehubungan dengan industri makanan halal ini. Sangat banyak setifikat palsu bertebaran di seluruh dunia. Pada tahun 2013 lalu, daging babi dijual dengan cap daging sapi di Cina.”
Dr. Al-Nuqba menjelaskan, “Ada sekitar 300 pusat produksi makanan halal di dunia. Akan tetapi, hanya sekitar 30 pusat makanan halal yang dikenal dan bisa dipercaya.”
(KUNA-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar