Para pelayan dan peziarah Makam Suci Imam Ridha as dalam acara “Sham Ghariban” (ritual keagamaan yang diadakan di malam hari kesyahidan Imam Ridha as atau lebih dikenal dengan malam orang-orang yang terasing) menunjukkan duka cita mereka.
Astan News melaporkan, ritual Sham Ghariban kesyahidan Imam Ali bin Musa Al Ridha as dilaksanakan pada malam Rabu (30/11) bertepatan dengan 30 Shafar 1438 Hq selepas shalat maghrib dan isya berjamaah di Makam Suci Imam Ridha as dengan dihadiri oleh sejumlah banyak pelayan, peziarah dan pecinta Imam Ridha as.
Acara duka yang penuh dengan kesedihan itu, seperti tahun-tahun sebelumnya dimulai dengan shalat maghrib dan isya berjamaah di lembaga pusat Haram Suci Razavi dan setelah itu para pelayan Makam Suci Imam Ridha as yang masing-masing membawa lilin menyala di tangannya, melewati lembaga pusat Haram Suci Razavi yang terletak di bundaran Syuhada Mashhad, berjalan menuju Makam Suci Imam Ridha as dan berkumpul di halaman Enghelab Eslami.
Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi dan Sayid Morteza Bakhtiari, Wakil Perwalian Haram Suci Razavi berdiri di hadapan ribuan pelayan Makam Suci Imam Ridha as yang membawa lilin menyala di halaman Enghelab Eslami, dan melakukan ritual azadari (ritual mengenang kesyahidan Ahlul Bait as).
Mengikuti Mahdi Rasouli, para pelayan Haram Suci Razavi menepuk dada tanda duka atas kesyahidan Imam Ridha as. Lantunan syair duka cita itu dibacakan dalam bahasa Farsi dan Azeri.
Lautan peziarah dan warga sekitar Haram Suci Razavi di sepanjang lorong menuju Makam Suci Imam Ridha as dan di acara yang digelar di halaman Enghelab Eslami, turut melantunkan syair duka tersebut dan melakukan azadari, mereka terlihat meneteskan air mata kesedihan.
Ritual Sham Ghariban Imam Ridha as setiap tahun digelar di malam hari kesyahidan beliau dan para peziarah serta warga sekitar Haram Suci Razavi turut serta dalam acara ini.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar