Al Khalifah terus melanjutkan kebijakan menekan dan membungkam para revolusioner, namun masyarakat internasional terus memperingatkan dan mendesak untuk menghentikannya.
KBS melaporkan, kondisi yang sangat memprihatinkan yang dialami oleh para tahanan politik di penjara Al Khalifah membuat masyarakat internasional terdesak untuk berpikir tentang bagaimana mencarikan solusinya.
Kasus tahanan Joe dan penyiksaan yang sadis terhadap para tahanan politik diliput secara serius oleh seluruh media dunia, meskipun upaya Washington untuk menutupi kejahatan sistematis pemerintah Bahrain terhadap wilayah Manama, Lembaga Amnesti International berusaha menciptakan kondisi yang lebih baik bagi para aktivis Bahrain dan berupaya mengusut pemerintah Bahrain.
Raja Bahrain yang memandang konflik Riyadh dan Yaman sesuai dengan tujuan-tujuannya sendiri di dalam dan di luar negerinya, segera menyambut dan bergabung dengan koalisi yang dikenal dengan ‘badai kuat’ dan segenap fasilitas militer dan pertahanan diberikan untuk menghancurkan infrastruktur-infrastruktur strategis Yaman supaya sebagian tekanan-tekanan dalam negerinya menjadi berkurang di pundaknya sendiri. Begitu pula dengan adanya manuver menyeluruh di wilayah, kekejamannya terhadap para tahanan politik dan kaum revolusioner Bahrain tidak menjadi fokus perhatian dan memalingkan pikiran umum dari tuntutan-tuntutan dan kehendak-kehendak legal rakyat Bahrain yang telah bertahun-tahun diperjuangkan.
Jurnalis PBB dalam hal kebebasan-kebebasan beragama memberitakan tentang pelanggaran menyeluruh terhadap para aktivis Syiah oleh pemerintah Manama, mendesak segera adanya campur tangan di Bahrain dan meminta menghentikan kebijakan pelanggaran kebebasan-kebebasan beragama di negara ini. Dia berjanji akan mengunjungi negara ini untuk mengusut dan menyelidiki isu-isu yang terkait dengan para demonstran.
Rezim Bahrain, sebagaimana yang lalu, tidak memberikan izin masuk kepada komisi internasional untuk melakukan penelitian tentang kondisi para tahanan politik, dan dengan dukungan Inggris dan Amerika Serikat terus melanjutkan tekanan dan pembungkaman kepada para demonstran dan menghapus status kebangsaan mereka. Diamnya para negara adidaya pada hakikatnya memberikan izin yang lebih lama tentang penangkapan Syaikh Salman, pemimpin utama para demonstran.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar