Pernyataan-pernyataan terbaru Benjamin Netanyahu dan Rajab Thayyib Erdogan Presiden Turki membuktikan bahwa mereka saling bergandengan tangan untuk melawan Yaman.
Netanyahu Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan terbaru menilai dukungan Iran terhadap Yaman adalah ancaman baru Tehran terhadap Israel dan kawasan Timur Tengah.
Perang yang sekarang sedang berkecamuk di Yaman, lanjut Netanyahu, terjadi lantaran dukungan Iran terhadap kelompok Syiah Hautsi. Hal ini adalah sebuah ancaman keamanan bagi Israel.
Menurut Akiva Eldar dalam makalah “Urat Nadi Timur Tengah” di Al-Monitor, untuk Netanyahu, krisis Yaman yang sangat pelik itu hanya tersimpulkan dalam sebuah reaksi sederhana; yaitu Iran adalah pihak yang bersalah.
Lain lagi dengan Jackie Hagy, seorang jurnalis di radio militer Israel. Menurutnya, apa yang sekarang sedang terjadi di Yaman bukanlah perang antara Saudi yang baik dan Syiah yang jahat. Tetapi perang untuk memperbutkan kekuasaan dan kekayaan. Pada masa lalu, perang semacam ini disebut perang antar kabilah.
Dari sisi lain, Rajab Thayyib Erdogan minggu lalu mengkritik pedas Iran lantaran krisis Yaman.
Menurut Erdogan, Iran berusaha untuk membasmi ISIL hanya untuk menemukan posisinya di kawasan.
Erdogan juga menggunakan nada keras dan penuh kritik ini ketika menggelar jumpa pers bersama dengan Presiden Pantai Gading di Ankara. Menurut Erdogan, Iran hanya ingin berkuasa di kawasan.
“Masalah ini telah menimbulkan kekhawatiran kami, negara-negara Teluk, dan banyak negara lain di kawasan Timur Tengah. Sungguh sulit kita menerima hal ini,” tukas Erdogan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Erdogan hanya beberapa hari sebelum masa kunjungannya ke Tehran tiba.
Selama ini, Erdogan lantaran hubungan ekonomi Turki dan Iran senantiasa berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan. Tetapi, kali ini, pernyataan-pernyataan tersebut, menurut Fahim Tastkin seorang jurnalis Turki, bisa dinilai sebagai sebuah sikap baru Ankara untuk menarik hati negara-negara Teluk.
Menurut Tastkin, dalam koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi, tak seorang pun menyatakan amarah kepada Iran seperti Erdogan.
Ia menambahkan, sepertinya Raja Arab Saudi sedang menjalankan perang fisik, sedang Erdogan menjalankan perang lisan melawan Iran.
Menurut Tastkin, tujuan Turki dari semua itu adalah memperkuat hubungan dengan negara-negara Teluk dengan harga merusak jembatan hubungan dengan Iran, sebuah negara yang memiliki hubungan paling stabil hingga kini.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar