Majalah Dabiq terbitan Selasa, 19 Januari 2016. (Foto: @Chief_MarshallR/Twitter)
Di kalangan jihadis ISIS, Jihadi John dikenal pemaaf dan baik. Dia pernah memberikan gundiknya kepada jihadis belum menikah.
Dalam majalah Dabiq edisi terbaru terbit kemarin, milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) membenarkan algojo kondang mereka, Muhammad Imwazi alias Jihadi John, telah terbunuh akibat serangan pesawat nirawak.
Kejadiannya 12 November tahun lalu di Raqqah, ibu kota ISIS di utara Suriah. Dabiq menulis Jihadi John alias Abu Muharib al-Muhajir tengah mengemudi saat sebuah peluru kendali Hellfire menghantam mobilnya. Kendaraan itu hancur dan dia langsung tewas.
Waktu itu militer Amerika Serikat menyatakan mereka meyakini serangan nirawak ini menewaskan Jihadi John.
Imwazi, warga negara Inggris kelahiran Kuwait, menjadi tersohor setelah tampil sebagai algojo dalam video penyembelihan wartawan asal Amerika Serikat James Foley pada Agustus 2014. Dia menjadi algojo pula dalam eksekusi Steven J. Sotloff (wartawan Amerika), Kenji Goto (wartawan Jepang), Haruna Yukawa (petualang asal Jepang), Peter Kassig (relawan kemanusiaan dari Amerika), Alan Henning dan David Cawthorne Haines (keduanya relawan kemanusiaan asal Inggris).
“Sikap kerasnya terhadap non-muslim diwujudkan dalam perbuatan membikin marah semua bangsa, agama, dan kelompok-kelompok kafir,” tulis Dabiq. “Seluruh dunia memang mesti menyaksikan itu.”
Surat kabar the Washington Post mengungkap identitas asli Jihadi John Februari tahun lalu.
Dabiq, majalah terbitan ISIS, menggambarkan Imwazi sebagai “saudara terhormat” dan terkenal pemaaf serta baik. “Dia pernah memberikan gundiknya kepada jihadis ISIS lain belum menikah.”
(Al-Balad/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar