Patung-patung bugil di Museum Capitoline di Ibu Kota Roma, Italia, dibungkus jelang pertemuan antara Perdana Menteri Italia Matteo renzi dan Presiden Iran Hasan Rouhani. (Foto: Corriere Della Sera)
Minuman beralkohol juga tidak tersedia saat jamuan makan malam Renzi dan Rouhani.
Patung-patung bugil di Museum Capitoline di Ibu Kota Roma, menjadi tempat pertemuan antara Presiden Iran Hasan Rouhani dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi Senin lalu, dibungkus, sebagai penghormatan kepada pemimpin dari negara Mullah itu, seperti dilansir kantor berita resmi Italia Ansa.
Italia juga tidak menyediakan minuman beralkohol saat jamuan makan malam Renzi dan Rouhani.
Kunjungan Rouhani ke Italia itu merupakan lawatan pertamanya ke Eropa sejak sanksi ekonomi atas Iran dicabut awal bulan ini. Rouhani November tahun lalu berencana melakukan kunjungan kenegaraan ke Prancis, namun dibatalkan karena ada serangan teror di Ibu Kota Paris.
Rouhani kemarin juga menggelar pertemuan dengan pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus, yang pertama sejak 1999. Vatikan sudah lama membina hubungan diplomatik dengan Iran meski negeri Persia ini banyak dikecam pihak Barat.
Seorang juru bicara Renzi menolak berkomentar soal pembungkusan patung-patung telanjang. Juru bicara Kota Roma bilang segala keputusan soal agenda Rouhani termasuk pajangan karya seni di Museum Capitoline dibuat oleh kantor perdana menteri.
Ini bukan kali pertama patung-patung bugil dibungkus lantaran ada tamu negara dari negara muslim. Pada Oktober 2015, patung Gazing Ball bikinan Jeff Koons di Fiorentina juga ditutupi saat Putera Mahkota Abu Dhabi Syekh Muhammad bin Zayid bin Sultan an-Nahyan bertemu Renzi.
Tapi tidak semua pihak setuju dengan pembungkusan patung-patung bugil itu. “Menghormati budaya negara lain bukan berarti harus mengingkari kebudayaan kita sendiri,” kata Luca Squeri, anggota parlemen dari Forza, partai sayap kanan dipimpin mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi. “Ini bukan menghormati, ini menolak perbedaan dan itu bentuk dari penyerahan diri.”
Organisasi mengkampanyekan hak-hak perempuan Iran, My Stealthy Freedom, menyerukan politisi perempuan Italia bersuara. “Kalian menghormati nilai-nilai Islam tapi Republik Islam Iran tidak menghargai nilai-nilai kami atau kebebasan kami dalam memilih,” ujar kelompok ini lewat pernyataan tertulis.
Eropa merupakan kawan dagang Iran terbesar sebelum negara itu dikenai sanksi. Selama kunjungan Rouhani ke Roma, lebih dari seratus pebisnis Italia bertemu para pejabat tinggi Iran. Perusahaan-perusahaan infrastruktur Italia telah menyetujui kontrak bisnis dan investasi paling sedikit senilai 17 miliar euro.
(Al-Balad/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar