Doktor Khalid Sa’id, juru bicara Salafy Wahabi Mesir mengatakan mereka yang menyandang predikat ulama di Arab Saudi hanya digunakan sebagai alat untuk melakukan pembenaran atas kejahatan yang dilakukan kerajaan. Mereka seharusnya malu karena telah ikut andil dalam kejahatan keluarga kerajaan, dan mereka seharusnya berpikir karena fatwa-fatwa mereka yang mendukung kerajaan hanya akan menghancurkan agama.
Khalid Sa’id juga mengatakan yang lebih mengherankan adalah para ulama bayaran itu menganggap diri mereka sedang membela agama, menganggap peradilan kerajaan Saudi suci dan adil. Sementara penjara-penjara di negara itu penuh dengan para ulama dan mubalig (juru dakwa) yang berdiri menentang rezim dholim Al Saud atau menolak menjadi alat kerajaan.
Dia juga menambahkan di dalam penjara-penjara Saudi, banyak di antara mereka yang telah mendekam puluhan tahun tanpa proses peradilan dan hukuman yang jelas, bahkan tidak jarang mereka mendapatkan perlakuan tidak manusiawi.
Khalid Sa’id juga menegaskan kita harus bangkit melawan rezim ini (Saudi), karena mereka sedang berusaha menghancurkan agama atas nama “agama”. Rezim Saudi mengaku dirinya sebagai Ahlisunnah demi untuk membenturkan sunnah-syiah dan menjadikannya sebagai isu sektarian.
Doktor Kamal Al-Halbawi salah satu dari tokoh Ikhwanul Muslimin menyatakan seluruh manusia baik syiah maupun sunni, bahkan kafir sekalipun menganggap eksekusi Sheikh Nimr telah menyalahi hukum dan melanggar hak asasi manusia.
Al-Halbawi juga menyatakan Arab Saudi akan menanggung akibat terburuk dari eksekusi tersebut. Mereka dibawah kekuasaan Amerika telah terperangkap dalam konflik Suriah, Irak dan Yaman, bahkan mereka berusaha menyeret Mesir dalam perang tersebut.
Dia juga menegaskan siapapun yang menentang rezim Saudi, pasti akan berakhir pada hukum pancung, baik sunni maupun syiah.
Halbawi juga mengkritik keras kelompok-kelompok wahabi yang merapat kepada pemerintah, seperti Hizb Nur dan al-Dakwa al-Salafyah.
(Syiah-Press/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar