Ketua Parlemen Iran Ali Larijani berbicara di Parlemen pada tanggal 17 Agustus 2016. (Foto: ICANA)
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengatakan baik Rusia maupun negara-negara lain tidak memiliki pangkalan militer permanen di Republik Islam.
“Republik Islam Iran tidak menempatkan suatu pangkalan militer Rusia atau negara lain,” kata Larijani, Rabu (17/8/16).
Dia membuat pernyataan dalam menanggapi komentar yang dibuat oleh anggota parlemen Heshmatollah Falahatpisheh yang mengatakan pengerahan pasukan militer asing di dalam negeri tidak konstitusional.
“Berdasarkan konstitusi Pasal 146, setiap pendirian suatu pangkalan militer asing di dalam negeri dilarang, dan pasal itu menyebutkan, Iran tidak member izin pangkalan militer seperti itu untuk negara manapun,” kata Larijani.
Namun anggota tinggi parlemen tinggi ini mengatakan, kerja sama akan antara Teheran dan Moskow akan terus berjalan pada isu-isu regional, termasuk Suriah dan Yaman dan perang melawan terorisme.
“Kami bekerja sama dengan Rusia pada isu-isu regional seperti di Suriah bukan berarti bahwa kami telah memberikn pangkalan militer ke Rusia,” kata Larijani.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka telah menggunakan basis di Iran barat untuk melaksanakan serangan udara di Suriah.
Kementerian itu mengatakan bahwa pembom jarak jauh Tupolev-22M3 dan pesawat tempur Sukhoi-34 lepas landas dari sebuah pangkalan udara di dekat kota Hamedan dan menyerang target di tiga provinsi di utara dan timur Suriah.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengumumkan pada Rabu serangkain serangan udara baru terhadap sasaran-sasaran di timur Suriah dari Iran.
Foto ini disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia, bomber jarak jauh Rusia Tu-22M3 terbang selama serangan udara terhadap Aleppo pada 16 Agustus 2016. (Foto: AP)
Pesawat tempur Rusia mengisi bakar di pangkalan Iran
Sementara itu, anggota parlemen senior Iran Alaeddin Boroujerdi mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa penggunaan pangkalan udara Nojeh dekat Hamedan oleh Rusia untuk mengisi bahan bakal yang telah disetujui oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Boroujerdi, yang adalah ketua Komite parlemen Keamanan Nasional Iran dan Kebijakan Luar Negeri, mengatakan bahwa tindakan itu adalah bagian dari kerjasama Iran dengan Rusia, Suriah dan Irak melawan terorisme.
Dia mencatat bahwa langkah itu tidak berhenti ngantunkeun dengan UUD Iran karena “tidak ada jet Rusia yang telah dikerahkan dari pangkalan udara.”
Rusia membela kerjasama anti-teror dengan Iran
Sementara itu, Rusia telah membela penggunaan pangkalan militer Iran untuk serangan udara terhadap teroris di Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Rabu bahwa langkah tersebut tidak melanggar resolusi PBB terhadap Iran yang melarang pasokan, penjualan dan transfer pesawat tempur ke Iran kecuali disetujui oleh Dewan Keamanan.
“Dalam hal ini kami tidak membahas pasokan, penjualan atau pengalihan jet tempur ke Iran,” kata Lavrov dalam konferensi pers, mengatakan, “Angkatan Udara Rusia menggunakan jet tempur tersebut dengan persetujuan Iran untuk mengambil bagian dalam operasi kontra-terorisme “di Suriah.
Iran dan Rusia telah membantu pemerintah Suriah dalam memerangi kelompok teroris yang didukung asing, termasuk teroris Daesh Takfiri.
Rusia telah melakukan serangan udara terhadap ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah atas permintaan pemerintah Suriah sejak September 2015. Iran juga telah memberikan bantuan konsultasi kepada pemerintah Suriah.
(AP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar