Hujjatul Islam wal Muslimin Muhammad Shabir Ja'fari menjelaskan mengapa kita tidak boleh berpola pikir sekular dalam memandang agama.
"Tuhan mengutus para nabi dan rasul untuk mengenalkan kita kepada Tuhan. Mereka mengajarkan ritual-ritual keagamaan sebagai jalan untuk berdzikir dan menyembah-Nya. Namun ketika kita sudah sampai di sini, kita tidak bisa memandang agama terbatas hanya pada ritual-ritual saja," jelasnya.
Menurut beliau, ibadah dalam agama Islam tidak terbatas pada ritual dzikir, shalat dan lain sebagainya, namun juga mencakup pola pikir dan interaksi kehidupan sosial.
Beliau berkata, "Islam tidak hanya mengajarkan bagaimana cara kita berhubungan dengan Tuhan saja, tapi juga mengajarkan bagaimana kita harus berbuat terhadap sesama manusia."
Ruhaniawan sekaligus seorang dosen itu menambahkan, "Maka dari itu, apapun yang kita lakukan selama kita sadar apa niat kita dan tujuannya, jika diniatkan untuk keridhaan Allah swt, semuanya dihitung sebagai ibadah."
"Ayat Al-Qur'an yang berbunyi, 'Bukankah dengan dzikir hati menjadi tenang' maksudnya adalah apa yang saya jelaskan. Jika gaya hidup kita sehari-hari sesuai dengan ajaran-ajaran luhur Islami, kita akan merasa bahagia menjalani hidup ini. Itulah ketenangan yang dihasilkan dzikir Ilahi," demikian terangnya.
Intinya menurut beliau, saat kita selalu berdzikir alias ingat apa niat dan tujuan perbuatan kita dalam tindak tanduk sehari-hari, hidup kita akan lebih terarah dan jelas ke mana kita sedang beranjak. Jika demikian kita bakal merasakan hidup yang tentam dan bahagia.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar