Menurut analisa para pakar politik, Arab Saudi kini berada di ambang kehancuran setelah gagal dalam invasi militernya di Yaman dan juga karena krisis ekonomi yang tengah melanda.
Negara-negara Timur Tengah secara global mengalami banyak permasalahan khususnya dalam dunia ekonomi, kini ditambah merajalelanya teroris-teroris ISIS yang meresahkan.
Konflik dalam negeri yang mencuat seperti di Iraq dan Suriah membuat negara-negara asing gatal untuk ikut campur dalam urusan mereka.
Masalah-masalah yang terus bertumpukan menciptakan ruang kosong untuk pihak-pihak yang berkepentingan untuk bersandiwara dan memainkan peran di pentasnya.
Arab Saudi, negeri yang Makkah dan Madinah dua kota suci ada di sana, yang selama ini mengaku sebagai pembela negara-negara Islam, nyatanya justru terus menerus menciptakan konflik yang berkepanjangan seperti di Yaman, bahkan di dalam negeri itu sendiri.
Kini Arab Saudi menghadapi banyak tantangan baik di dalam maupun luar negeri, yang mana tantangan-tantangan tersebut dapat diibaratkan sebagai topan gurun pasir yang bakal menenggelamkan siapapun dalam gundukan pasirnya.
Tragedi Mina yang sampai saat ini hanya ditanggapi dengan diamnya rezim Al Sa'ud yang misterius, dipenggalnya Syaikh Nimr yang menyulut amarah jutaan pendukungnya di dunia, pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan Saudi di Yaman, semuanya bisa diibaratkan sebagai bom waktu yang bakal meruntuhkan pilar-pilar Al Sa'ud di kemudian hari.
(Al-Waght/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar