“Ketahuilah bahwa Alquran adalah penasihat yang tak akan mengkhianati, penuntun yang tak akan menyesatkan, dan pembicara yang tak akan membohongi. Tidak ada seorang pun yang duduk bersama Alquran kecuali ia mendapatkan tambahan atau pengurangan yaitu tambahan dalam hidayah serta pengurangan dari kebutaan dan kesesatan.”
Itulah sekelumit keutamaan Alquran menurut Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalis as.
Salah satu permasalahan yang banyak ditemui di zaman sekarang adalah akhlak buruk sebagian para pemuda[1].
Perang budaya Timur dan Barat di Indonesia memang sudah terjadi sejak dulu dan sekarang efeknya sudah makin terasa.
Sayangnya sebagian budaya Barat yang tak seharusnya ditiru, justru diikuti dan yang seharusnya ditiru, malah diabaikan. Misalnya para pemuda, mereka hanya meniru pergaulan bebasnya saja, namun sikap rajin membaca dan menulis orang Barat, mereka pura-pura tidak tahu menahu.
Penulis menduga terjadinya kebobrokan moral sebagian pemuda, khususnya pemuda Muslim di zaman sekarang adalah akibat jauhnya mereka dari Alquran. Mereka tidak mengetahui hakikat dari Alquran dan hanya menjadikannya sebagai bacaan (ibarat mantra) di kala mereka ketakutan saat menghadapi suasana angker, atau hanya sekadar bacaan penghias di acara-acara peringatan kematian. Padahal Alquran adalah kitab petunjuk agar manusia bisa sampai pada rahmat Ilahi. (Lihat Surah al-An’aam ayat 155).
Atau bisa jadi sebagian dari pemuda itu adalah mereka yang kehilangan arah hidup. Mereka tidak mengetahui tujuan hidup. Pemuda yang mengetahui bahwa tujuan mereka adalah sampai pada kesempurnaan, maka ia tak akab melupakan Alquran apalagi meninggalkannya. Justru ia akan mempelajari, mencintai dan bersahabat dengan Alquran, sehingga ketika ia telah bersahabat dengannya, ia akan mendapatkan pengetahuan darinya, bahkan Alquran yang akan memberikan rahasia-rahasianya. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan seorang ulama tafsir kebanggaan Indonesia, Quraish Shihab, yang menulis: “... Pakar berkata, ‘Jika Anda ingin berbicara dengan Allah, maka berdoalah, dan jika Anda ingin Allah berbicara dengan Anda, maka bacalah Alquran. Bersahabatlah dengan Alquran.’” Setelah itu beliau berkata “Karena sahabat akan menyampaikan kepada sahabatnya rahasia-rahasianya, yang tidak disampaikan kepada siapa yang sekadar berkenalan dengannya. Yakinlah bahwa jika Anda bersahabat dengannya dan bermohon kepada Allah, pasti yang Anda dapatkan akan lebih banyak dari pada usaha Anda.”[2]
Karenanya, para pemuda harus sering duduk membaca dan mempelajari Alquran, sehingga ia selalu mempunyai penasihat dan penuntun yang mengingatkan mereka ke jalan yang lurus.
Seperti sudah disebutkan pada awal tulisan, Imam Ali as berkata, “Ketauhilah bahwa Alquran adalah penasihat yang tak akan mengkhianati, penuntun yang tak akan menyesatkan, dan pembicara yang tak akan membohongi. Tidak ada seorang pun yang duduk bersama Alquran kecuali ia mendapatkan tambahan atau pengurangan yaitu tambahan dalam hidayah serta pengurangan dari kebutaan dan kesesatan.”[3]
Seperti halnya dalam Surah Ibrahim ayat 1[4] juga disebutkan bahwa Alquran diturunkan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan terang-benderang. Selain itu, tak dapat disangkal bahwa dengan mempelajari Alquran kita bisa menemukan jalan dalam mengarungi kehidupan ini. Sebab seluruh tujuan tarbiati, insani, maknawi, dan materi dari diturunkannya Alquran adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.[5]
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa sebagian para pemuda yang kehilangan jati diri mereka karena tidak mengetahui tujuan dari kehidupan. Saking asyiknya dengan kehidupan dunia, mereka menjadi lalai. Padahal mereka adalah manusia beragama yang seharusnya mengetahui dari mana mereka berasal, sedang dimana mereka sekarang , dan akan kemana mereka nanti. Pemuda yang mampu menjawab tiga pertanyaan itu, berbahagialah mereka. Namun bagi yang masih bingung dengan pertanyaan tersebut, maka datangilah, kunjungilah, bacalah, pelajari dan pahamilah Alquran. Jangan sekali-kali memisahkan diri dari Alquran.
Sebagai penutup, berikut ini pesan Sayid Ali Khamanei hfz terhadap kaum muda. “Untuk kalian wahai para pemuda yang mulia, saya menasihati kalian untuk memperbanyak cinta kalian pada Alquran. Bagi siapa saja yang mempunyai hubungan dengan Alquran maka ketahuilah nilai dari hubungan tersebut. Siapa saja yang menghafal Alquran ketahuilah nilai menghafal tersebut. Jagalah permata hafalan kalian. Bagi siapa saja yang suka membaca Alquran, janganlah meninggalkan rasa suka kalian ini. Bagi siapa saja yang berhubungan dengan Alquran, jadikanlah tadabur dan mendalami ayat, makna, dan pemahaman Alquran sebagai tujuan kalian. Ini semua menjadikan kita selangkah demi selangkah dekat dengan Alquran. Kalau kita sudah cinta Alquran, kita dekat dengan Alquran, dan pemahaman-pemahaman Alquran bisa masuk pada hati kita, pada waktu itu, kita bisa berharap bahwa umat Islam, kemuliaan yang telah dijanjikan Tuhan pasti akan diberikan kepada umat Islam. Kalau seandainya kita sudah cinta dengan Alquran seperti inilah yang akan kita rasakan.”[6]
Semoga kedekatan para pemuda dengan Alquran, menjadikan akhlak mereka jauh lebih baik dan masalah-masalah moral di negeri tercinta Indonesia, akan semakin berkurang.
Catatan:
[1] Misalnya peristiwa beberapa pekan lalu, seorang anak perempuan Sekolah Dasar berfoto selfie dengan teman lelakinya dalam keadaan berselimut.
[2] Kaidah Tafsir, Quraish Shihab, hlm. 23.
[3] Mizan al-Hikmah, Jilid 10, hal 4805. Terjemahan Arab-Persia.
[4] كِتابٌ أَنْزَلْناهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُماتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلى صِراطِ الْعَزيزِ الْحَميد
[5] Tafsir Nemuneh, hal 262, Jilid 10.
[6] SoftWare Hifdz Mauzhu-e Quran-e Karim معاونت فرهنگی و اجتماعی سازمان اوقاف امور خیریه Tehran.
(ABI-Press/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar