Seakan-akan kenangan serangan teroris Paris yang menelan korban sebanyak 130 orang itu masih tetap hidup.
Kondisi darurat yang diberlakukan dari sejak peristiwa teroris tersebut terjadi hingga kini masih berlaku. Seluruh masyarakat di angkutan umum memandang yang lain dengan serba penuh hati-hati.
Pembicaraan tentang Islam dan anti Islam di Prancis pun mencuat lebih semarak dibandingkan dengan periode-periode sebelum ini.
Nicolas Henin, seorang jurnalis Prancis yang pernah ditangkap oleh ISIS dan disekap hingga dibebaskan pada tahun 2014, pernah memperingatkan warga Prancis supaya jangan sampai tertipu oleh tipu muslihat ISIS.
Menurutnya, hanya satu hal yang diinginkan oleh ISIS. Yaitu pertikaian antara sesama warga Prancis dan juga dengan warga muslim.
Dari sejak serangan teroris Paris ini meletus, opini anti Islam di Prancis semakin beracun dan banyak warga muslim yang diperlakukan secara diskriminatif.
Perdana Menteri Prancis juga turut angkat bicara anti Islam. Menurutnya, jilbab yang digunakan oleh wanita muslim hanyalah sebuah tawanan bagi kaum wanita.
Menurut para analis, pernyataan-pernyataan PM Prancis ini telah banyak membantu aksi-aksi anti Islam dan warga muslim di negara yang memiliki jumlah warga muslim terbanyak di Benua Eropa ini.
(The-Independent/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar