Para ulama Syiah Bahrain mengeluarkan sebuah pernyataan tertulis resmi dan memprotes aksi penangkapan para ulama dan imam masjid yang masih dilakukan oleh rezim Al Khalifah.
Para ulama ini menuntut supaya rezim penguasa merubah sikap dan menghentikan aksi-aksi berbau diskriminasi terhadap para ulama dan imam masjid.
“Para ulama ini tidak ingin menciptakan krisis atau menyulut fitnah. Khutbah-khutbah mereka hanya dalam rangka menjelaskan ajaran Islam, bukan untuk menyebarkan kekerasan dan radikalisme,” ujar pernyataan tertulis tersebut.
Para ulama seperti Isa Qasim, Abdul-Husain Al-Sitri, Abdullah Al-Ghuraifi, dan Muhammad Shalih Al-Rabi‘i menandatangani pernyataan tersebut.
Menurut para ulama tersebut, tugas utama ulama adalah mengajarkan agama kepada masyarakat luas. Jika rezim penguasa melarang mereka untuk melaksanakan tugas ini, maka sebaiknya salat dan hadir di masjid juga harus dilarang.
Hari Ahad lalu adalah hari kebebasan beragama di Bahrain. Untuk itu, 10 lembaga HAM Bahrain mengeluarkan pernyataan resmi untuk mengecam aksi pembatasan kebebadan beragama ini.
Seluruh lembaga tersebut menuntut supaya rezim penguasa Bahrain menghormati hak-hak rakyat dan menghindari setiap aksi diskriminatif.
Menurut penilaian lembaga-lembaga tersebut, aksi diskriminatif dan serangan terhadap kelompok-kelompok tertentu bisa menggiring negara ke arah penyelewengan.
Dari sejak 5 tahun lalu, Bahrain senantiasa menyaksikan protes di jalan-jalan utama negara ini. Para demonstran menuntut supaya rezim penguasa hengkang dan para tawanan politik dibebaskan.
(Press-TV/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar