Gagasan Damai dalam Al-Quran Dalam Penelitian Sejarawan Amerika


Juan Cole, cendekiawan dan sejarawan Amerika dalam bidang Timur Tengah dan Asia Selatan dalam penelitian terbarunya mengkaji perdamaian dalam ayat-ayat al-Quran dengan topik “Gagasan Damai dalam Al-Quran”.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Truthdig, John Ricardo I. "Juan" Cole dalam pendahuluan risetnya yang sebentar lagi akan dipublikasikan dalam bentuk buku menuliskan:

Dalam pembahasan-pembahasan terkini terkait akar-akar ekstremisme muslim dan karakter Islam, merujuk pada al-Quran merupakan hal yang sangat penting. Al-Quran juga seperti kitab Injil, memiliki ayat-ayat tentang perang dan demikian juga damai, sementara sangat sedikit mengkaji ayat-ayat perdamaian.


Penggunaan Salam (Damai) dalam Al-Quran

Dalam al-Quran, kata Sulh (Damai) dijelaskan dengan kata Salam.

- Janji Damai pada Malam Qadr atau Malam Nuzulul Qur’an

Surah Al-Qadr berbicara tentang turunnya para malaikat dan Ruhul Qudus pada malam Nuzulul Quran, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 5). Kata Shulh dalam bahasa Sami seperti Ibrani dan Arab, tidak hanya sekedar berartikan tidak adanya percekcokan, bahkan juga mengandung makna positif tentang kemakmuran.

Demikian juga ayat akhir surah al-Qadr berbicara tentang oleh-oleh kedamaian dan ketentraman jiwa untuk kaum mukmin.


- Surga Digambarkan dengan Busana Kedamaian

Al-Quran mengatakan, Muhammad (Saw) diutus sebagai saksi bagi umatnya dan alam semesta, "(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah pada hari kiamat kelak menjadi saksi perbuatan penduduk dunia dan orang-orang mukmin atau Ashabul Yamin akan masuk surga. Surga merupakan tempat aspirasi-aspirasi manusia, dimana dalam al-Quran digambarkan dengan busana kedamaian.

"Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.” (QS. Qaaf: 34)

Ayat ini menjanjikan sambutan para malaikat terhadap para penghuni surga dengan salam dan kedamaian.


Di Surga Tidak Terdengar Kecuali Salam

Gambaran surga dalam al-Quran diiringi dengan sungai-sungai mengalir dan taman-taman indah serta sangat gembira dan damai, sebuah tempat dimana penduduknya tidak mendengar kecuali salam dan sanjungan, "Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS. Al-Waqi’ah: 24-25)


Salam Penghuni Surga Kepada Sesamanya

"Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.” (QS. Al-Waqi’ah: 90-91).


Salam Allah kepada Penghuni Surga

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. Kepada mereka dikatakan: "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasin: 55-58)

Nampaknya ayat-ayat ini menggambarkan tingkat-tingkat kemajuan para penghuni surga dalam kedamaian dan ketenangan dan kesejahteraan di surga dimulai dengan sungai-sungai mengalir dan taman-taman penuh dengan buah-buahan dan teman-teman yang layak yang tidak berbicara kecuali salam, dan sampai pada tingkat tertinggi surga, dimana di situ Allah sendiri mengucapkan salam kepada para penghuni surga dan menghendaki keselamatan dan ketentraman mereka.


Damai dan Salam termasuk Asma Ilahi

Kata "Salam atau Damai" berasal dari Allah,, karena dalam perspektif al-Quran kata-kata itu menjelaskan esensi dzat Allah, yaitu damai dan salam dan surah al-Hasyr ayat 23 secara gamblang mengatakan bahwa damai termasuk salah satu dari Asma Allah, "Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan.”

Perlu diketahui, John Ricardo I. "Juan" Cole, kelahiran 23 Oktober 1952, termasuk salah seorang cendekiawan dan sejarawan Amerika kontemporer dalam bidang Timur Tengah dan Asia Selatan.

Sekarang ini juga ia sebagai Richard P. Mitchell Collegiate Profesor Sejarah di Universitas Michigan. Cole mencetak beberapa buku dengan topik Timur Tengah modern dan menjadi penerjemah sebagian teks-teks Arab, Persia dan Inggris. Buku Akar-akar Tasayyu’ Utara India di Iran dan Irak: agama dan Pemerintahan pada masa Awadh, merupakan risalah doktornya dan riset terbarunya dengan topik Gagasan Damai dalam al-Quran akan segera dipublikasikan dalam bentuk buku.

(Truthdig/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ditulis Oleh : Unknown ~ Pada Kamis, 25 Agustus 2016

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel kami yang berjudul Gagasan Damai dalam Al-Quran Dalam Penelitian Sejarawan Amerika. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Anda dipersilakan copy paste berita ini dengan mencantumkan url sumber : http://abnsnews.blogspot.com/2016/08/gagasan-damai-dalam-al-quran-dalam.html

Subscribe for latest Dunia Penuh Berita


0 komentar:

PROFIL ABNS