Ansharullah dalam menanggapi agresi Saudi ke Yaman mencukupkan modus pertahanan dan berupaya melemahkan kekuatan-kekuatan internal Riyadh.
Milisi rakyat Hautsi sejak agresi Saudi ke Yaman mengambil modus beragam dalam menjawab agresi brutal dan pembunuhan massal anak-anak dan perempuan, termasuk di antaranya berhadapan secara langsung dan membalas secara cekatan dan secepat kilat setiap serangan Al Saud yang hal ini merupakan reaksi yang paling penting dipandang oleh para pengamat internasional.
Namun milisi Ansharullah mengamati dengan pandangan riil terhadap kondisi-kondisi medan tentang peran Al-Qaidah sebagai tulang punggung dan mesin perang rezim Saudi ini dan meletakkan prioritasnya untuk menghadapi pergerakan kelompok teroris di selatan Yaman.
Sejak berlangsungnya operasi yang diberi nama “Badai Mematikan”, Al-Qaidah terus maju ke selatan Yaman dengan dukungan Arab Saudi supaya jika serangan udara koalisi Arab mengalami kegagalan maka akan tercipta suatu kondisi-kondisi yang tidak stabil yang akan menguntungkan pihak yang ingin membagi Yaman dan para pendukung Manshur Hadi, Presiden Yaman yang mengundurkan diri.
Kekuatan-kekuatan pendukung Ansharullah telah meminimalkan persoalan-persoalan utamanya, yakni mengurangi tekanan-tekanan dari kelompok nasionalis dan bahkan sekarang mereka cenderung berbalik mendukung Ansharullah.
Strategi jangka panjang lain yang efektif dari milisi Hautsi adalah tidak melayani peperangan darat dengan Al Saud dan lebih mengambil langkah-langkah militer yang berpijak pada modus pertahanan terhadap basis-basis penting militer di dalam negeri Yaman. Hal inilah yang menyebabkan kegagalan tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh Riyadh. Akhirnya mereka terpaksa harus memikul kerugian-kerugian yang banyak dan menyusun kembali program-program mesin perangnya yang diberi nama operasi “Pemulihan Harapan” dengan upaya mewujudkan tujuan kunci yakni menguasai selatan Yaman dan mempersiapkan kembalinya Manshur Hadi ke Aden.
Genjatan senjata jangka pendek Saudi adalah juga poin kemenangan bagi kaum revolusioner yang telah menampakkan kekuatan pertahanannya di hadapan musuh mereka, Arab Saudi. Dengan demikian, mereka memaksa Obama untuk memperingatkan Riyadh supaya tidak membebankan biaya bagi Amerika dan sekutu-sekutunya di wilayah dan menenggelamkan Timur Tengah dalam kubangan perang yang lebih luas.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar