Pesawat jet pengebom Su-24 Rusia saat ditembak jatuh pesawat tempur F-16 Turki. (Foto: Reuters)
Amerika Serikat dan Arab Saudi dituduh terlibat dalam penembakan jatuh pesawat jet pengebom Su-24 Rusia oleh Turki di perbatasan Suriah-Turki tahun lalu. Tuduhan disampaikan oleh Willy Wimmer, mantan Wakil Presiden Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) kepada Sputnik Deutschland.
Pada 24 November 2015, pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat Su-24 Rusia yang sedang melaksanakan operasi anti-teror di Suriah. Dua pilot Rusia melakukan terjun payung setelah berhasil keluar dari pesawat Su-24. Namun, salah satu dari mereka ditembak dan dibunuh militan Turkmen di Suriah.
Insiden ini menyebabkan sengketa diplomatik antara Turki dan Rusia. Penembakan itu disimpulkan sebagai keputusan sepihak oleh Turki. Namun, Willy Wimmer berpendapat bahwa sebenarnya NATO dan pasukan Saudi terlibat dalam insiden tersebut.
”Menurut informasi (yang datang ke) saya, pesawat Airborne Early Warning and Control System (AWACS) dari Amerika Serikat dan Arab Saudi terlibat,” kata Wimmer, yang dilansir semalam (29/7/2016).
Pesawat AWACS adalah pesawat peringatan dini, d mana radar canggih yang dibawanya bisa mendeteksi pesawat musuh dan pesawat kawan.
”Pesawat seperti (pesawat) bomber Su-24 Rusia tidak mudah untuk ditembak dari langit. Anda perlu membidik, dan Anda hanya bisa melakukannya dengan pesawat AWACS,” lanjut dia.
Menurut Wimmer, dua pesawat AWACS yang terlibat dalam insiden itu masing-masing lepas landas dari sebuah pangkalan AS di Siprus, dan sebuah pangkalan udara di Arab Saudi.
Wimmer menjelaskan bahwa menurut pedoman NATO, jika pesawat asing diyakini melanggar wilayah udara negara anggota NATO, maka kontak harus dibuat dengan pusat kontrol penerbangan yang tepat untuk menarik perhatian pilot pesawat asing yang membuat kesalahan.
Dalam kondisi damai, sebuah pesawat militer diperbolehkan melakukan tindakan untuk memaksa sebuah pesawat nyasar melakukan pendaratan darurat.
”Apa yang terjadi di sana tidak sesuai dengan peraturan internasional dengan cara apapun. Mereka membuat pesawat Rusia jatuh karena mereka ingin,” ujar Wimmer.
(Reuters/Sindo-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar