Adab dan tradisi Iran Islam memberi kesempatan besar kepada para wanitanya supaya menampilkan ilmu, pengetahuan dan keterampilan-keterampilannya dalam pelbagai bidang, baik ilmu, teknologi, seni, jurnalisme dll dan kehadiran aktif para hijaber menunjukkan gambaran baik tentang Islam dalam kancah sosial.
Dr Nurlena Rifai MA.,Ph.D, dosen manajemen dan doktor univeristas Islam Syarif Hidayatullah di Jakarta saat wawancara dengan IQNA dengan mengisyaratkan lawatan terbarunya ke Iran mengatakan, ada ruang bagus untuk para wanita Iran sehingga dapat menggunakan potensi, keterampilan-keterampilan dan ilmunya dan saya sangat gembira, saat melihat Iran dan para wanitanya, sesungguhnya Islam adalah ini, karena Islam tidak akan membedakan antara laki-laki dan perempuan.
"Di Indonesia juga seperti di Iran, para wanita memiliki partisipasi tinggi di semua bidang. Banyak para wanita ikut berpartisipasi dalam bidang menejemen dan kepemimpinan, universitas dan pelbagai industri,” imbuhnya.
Dr Nurlena Rifai mengatakan, sangat miris bahwa sebagian pemerintah membatasi potensi para muslimah dan mereka tidak dapat memperlihatkan kemampuan-kemampuannya. Jika para wanita muslimah memiliki kesempatan untuk menunjukkan ilmu dan pengetahuannya, maka akan menjadi pemimpin yang layak dan melakukan banyak pekerjaan.
Ia menambahkan, menilik sejarah Nabi Muhammad (Saw) menunjukkan akan afirmasi beliau atas kedudukan agung wanita dan ibu; sebuah pandangan yang harus memperhatikan komunitas-komunitas Islam.
Dr Nurlena Rifai mengatakan, peran para muslimah sekarang ini dan dalam kondisi saat ini sangatlah penting dalam mendekatkan antar bangsa dan agama.
Lebih lanjut ia manambahkan, demikian juga penyelenggaraan program dan pertemuan-pertemuan antar pelbagai mazhab Islam dan juga pelbagai agama, baik Kristen, Yahudi, Buddhisme dll juga akan efektif dalam menyebarkan perdamaian dan ketenteraman di dunia.
Pengajar universitas Jakarta mengatakan, sekarang di era globalisasi, maka harus ada banyak dialog antar pelbagai agama, karena dengan adanya dialog dan komunikasi, maka kita akan dapat memahami satu sama lain dan mengenal pelbagai agama lainnya dan merasakan kehidupan dalam nuansa perdamaian.
Dr Nurlena Rifai menegaskan, banyak sekali konflik antara satu kelompok dengan kelompok lainnya karena tidak adanya pengetahuan satu sama lain.
"Hal ini bahkan juga terealisasi di dalam intern komunitas Islam, karena dalam komunitas Islam terdapat pelbagai budaya dan juga mazhab, baik Syiah maupun Ahlussunnah dan bahkan dalam mazhab Ahlusunanh sendiri dan juga mazhab Syiah juga ada pelbagai sekte dan aliran, yang mana para pengikutnya membutuhkan adanya pengetahuan antar satu sama lain,” imbuhnya.
Dr Nurlena Rifai menegaskan, saling mengetahui satu sama lain dan kembali kepada al-Quran merupakan solusi kita untuk mengakhiri konflik, karena dalam agama kita, dalam al-Quran dan sunnah Nabi kita, mengafirmasi persatuan dan persahabatan.
"Penyelenggaraan pelbagai pertemuan dan penyebaran komunikasi antar agama dan pelbagai kebudayaan menyebabkan pemudaran konflik ini dan menambah pengetahuan, dan akan memberikan kesabaran kepada kita dan mendamaikan dunia,” imbuhnya.
Lebih lanjut Dr Nurlena Rifai mengintroduksikan kondisi para muslimah dan masalah hijab di barat, tidak semestinya kita lupa bahwa sekarang ini sunnah Islam hijab lebih dapat dimengerti di Barat dan para muslimah hijaber harus berupaya menunjukkan Islam sebagai sebuah bimbingan dan sebuah aturan bernilai. Dengan kemampuan dan pelayanan baik mereka, dengan menjaga hijab dapat menjadi tauladan baik bagi agama Islam.
Ia menambahkan, sekarang ini di Indonesia seperti Iran, banyak muslimah hijaber hadir di banyak kancah dan hijab tidak membatasi aktivitas-aktivitas mereka dalam masyarakat; gambaran ini harus diperkenalkan.
Di penghujung Dr Nurlena Rifai mengatakan, negara Iran memiliki peradaban dan beground kaya, bahkan sebelum kemunculan Islam. Sekarang ini para wanita Iran dan laki-lakinya harus saling bergandengan tangan sehingga dengan kerja keras dan tekun dapat lebih memajukan peradaban bernilainya.
Dr Nurlena Rifai, pengajar manajemen dan kepemimpinan pendidikan universitas Islam di Jakarta yang memiliki banyak tulisan dan makalah, seperti makalah wanita muslim dalam kebijakan Indonesia, dimana dalam makalah tersebut mengkaji partisipasi politik muslimah dari masa penjajahan sampai sekarang ini dan mengkaji peran mereka dalam membela kemerdekaan Indonesia dan juga gerakan para wanita dalam kancah politik.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar