Di saat popularitas Donal Trump mulai meredup, kini gelombang Islamfobia dan rasisme yang telah dibuatnya mulai menyasar ke seluruh Amerika dan Dunia.
Databese Analiytic Alternet dalam laporannya menuliskan bahwa sejumlah besar para pemilih partai Republik telah sepakat mengenai saran Donald Trump yang ingin mencegah masuknya Muslim ke Amerika. Mereka sebenarnya tidak menyukai Partai Republik Donald Trump ini, akan tetapi mereka menyukai Islamfobia.
Minggu lalu sejumlah Survei menunjukan bahwa sentimen anti Muslim tidak hanya terbatas pada Partai Republik saja, akan tetapi pada kenyataannya terdapat pada mayoritas orang Amerika. Salah satu Survei menunjukan 50 persen dari pemilih mendukung sikap ini, survei lainnya juga menunjukan angka 51 persen, angka ini melonjak 6 persen dari 3 bulan sampai 6 bulan terakhir. Hal ini sangatlah bermasalah.
Kejadian ini bukanlah suatu kebetulan. Ada alasan-alasan yang melatar belakanginya, salah satunya ialah seorang editor Charlie Hebdo, artikelnya yang anti Islam ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, mereka tahu siapa saja yang akan mencari artikel tersebut. Ditambah lagi Budaya Amerika yang memungkinkan pejabat-pejabatnya untuk mengungkapkan pendapat fanatisnya terhadap Muslim, sementara jika tujuan mereka ialah agama dan ras seseorang hal ini tidak bisa diterima. Selain itu media-media dunia juga secara aktif menunjuk dan menyatakan kaum Muslim sebagai tersangka.
Di luar fakta ini, saat ini kekuatan dunia berusaha menduduki dan membombardir Negara-negara Muslim, hal ini sudah terjadi selama beberapa dekade. Sudah sangat jelas bahwa Rasisme merupakan senjata inti Partai Republik ini. Akan tetapi sebagaimana menurut hasil Survei Rasisme bukan hanya penyakit yang melanda Partai Republik saja, akan tetapi terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa jika Trump tidak pernah mengutarakan idenya, maka hal yang sama dari pihak Demokrat yang akan terjadi.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar