freddy budiman. (Foto: Merdeka.com)
Merdeka.com - Waktu pelaksanaan eksekusi mati terhadap 14 terpidana kasus narkoba nampaknya semakin dekat. Para napi yang masuk sel isolasi, juga diketahui sudah menyampaikan wasiat. Salah satunya Freddy Budiman. Dia berwasiat dimakamkan di Surabaya, kota kelahirannya.
"Pesan terakhir beliau adalah meminta agar dimakamkan di Surabaya. Karena kan dia kelahiran Surabaya," kata pengacara Freddy, Untung Sunaryo, Rabu (27/7).
Freddy juga sudah ditemui keluarga besarnya yang terdiri dari ibu, adik-adik dan anaknya. Selain itu, dia mengemukakan, Freddy juga mengajukan grasi kepada Presiden Joko Widodo untuk pengampunan.
"Saya akan menyampaikan kepada Presiden Jokowi esok pagi untuk menyampaikan pesan ini," ujarnya.
Selain itu, Untung mengemukakan, Freddy sudah melakukan taubat nasuha. Selama di penjara, jelang eksekusi, terpidana mati atas kepemilikannya narkoba jenis ekstasi yang didatangkan dari China sebanyak 1,4 ton tersebut, menyerahkan diri kepada Allah.
"Ia mengaku sudah siap untuk menghadapi eksekusi mati," ucapnya.
Merry Utami, terpidana mati kasus heroin seberat 1,01 kilogram juga sudah berwasiat. Dia ingin dimakamkan di samping pusara ibunda di TPU Desa Manang, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Keinginan tersebut sempat disampaikan Merry kepada keluarganya sebelum dirinya berangkat menjadi TKW di Taiwan. Pernyataan tersebut dikemukakan Bambang, Paman Merry Utami, saat ditemui di rumahnya, Wirengan, RT 01 RW 05 Baluwarti, Solo, Rabu (27/7).
"Sudah lama dia bilang kalau ingin dimakamkan di samping makam ibunya. Sebelum berangkat ke Taiwan dia sempat pamit, dan bilang sama saya," ujarnya.
Meski Kejaksaan Agung belum mengumumkan waktu pelaksanaan eksekusi, sejumlah persiapan di lapangan terus dilakukan. Seperti kemarin malam, koordinator kerohanian agama Islam narapidana Lapas se-Nusakambangan, Ustaz Hasan Makarim pun dipanggil mendadak Kepala Kakanwil Kemenkum HAM Jateng untuk datang ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan.
"Saya mendadak dipanggil Kakanwil ke atas (Nusakambangan)," kata Hasan.
Selain itu sebanyak 23 mobil polisi disiapkan di Pulau Nusakambangan. Mobil tersebut digunakan untuk mobilisasi saat pejabat berkunjung ke Pulau Nusakambangan.
"Mobil itu disiapkan untuk mengangkut dan mobilitas pejabat yang ke Nusakambangan," kata Kepala subbag Humas Polres Cilacap, Ajun Komisaris Bintoro Wasono.
Dia menjelaskan, mobil-mobil dinas polisi tersebut sengaja disiapkan karena tidak ada kendaraan untuk mobilitas menjelang eksekusi mati tahap tiga ini.
"Itu juga untuk mobilitas, bisa untuk angkut barang, orang, dan pengamanan di sekitar, pokoknya aktivitas di Pulau Nusakambangan," ujarnya.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar