Seorang pengunjung lainnya berusaha mengambil buah zaitun seolah ingin mengalap berkah dari Imam Khomeini.
Ratusan orang, termasuk peserta acara peringatan haul Imam Khomeini asal beragam negara, Selasa pagi lalu bergantian menengok dari balik jendela ke arah kamar pribadi sang imam. Yang terlihat cuma sebagian kamar berisi sofa dan foto sang imam.
Para pengunjung, termasuk empat warga Indonesia, bergantian memotret kamar pribadi Imam Khomeini dengan telepon seluler masing-masing. Semuanya juga berfoto selfie di kediaman Imam Khomeini rimbun oleh pepohonan zaitun sudah berbuah, seperti dilaporkan wartawan Albalad.co Faisal Assegaf dari Ibu Kota Teheran, Iran.
Kediaman mendiang Imam Khomeini ini berlokasi di kawasan elite Jamaran di utara Teheran, sekitar setengah jam bermobil dari pusat ibu kota. Rumah pernah dihuni Imam Khomeini ini berlokasi di dalam jalan hanya muat satu mobil dengan saluran air kecil di bagian tengah, bukan di kedua sisi seperti di Jakarta. Air got mengalir lancar itu pun jernih. :Kayak dari mata air pegunungan," celetuk seorang pengunjung.
Setidaknya, ada lima bus rombongan diparkir di sisi jalan masuk kompleks Jamaran. Untuk sampai ke rumah sang imam, para pengunjung berjalan kaki sejauh 300 meter. Di sisi kiri dan kanan berjejer poster Imam Khomeini. Juga berdiri stan dijaga gadis-gadis Iran sedap dipandang.
Para pengurus peziarah menyediakan minuman rasa jeruk bisa diambil pengunjung memakai gelas plastik. Juga disajikan kue dan air minum kemasan botol.
Dua perempuan Afghanistan berjilbab dan berabaya serba hitam, khas kaum Syiah, menitikkan air mata. Seorang pengunjung lainnya berusaha mengambil buah zaitun seolah ingin mengalap berkah dari Imam Khomeini.
Sehabis berpuas diri berfoto selfie di kediaman Imam Khomeini, para pengunjung diajak ke majelis tempat pemimpin Revolusi Islam Iran itu berceramah dan mengajar. Letaknya bersebelahan dengan rumahnya. Sehabis itu kunjungan dilanjutkan ke museum pribadi berisi foto-foto Imam Khomeini dalam beragam peristiwa penting, termasuk kepulangannya dari Paris setelah Syah Reza Pahlevi kabur dari Iran.
Sayangnya, tidak ada agenda pertemuan dengan putra sang imam, Hasan Khomeini. Dia baru muncul besoknya di acara seminar soal pemikiran politik Islam Imam Khomeini di Perpustakaan Nasional Iran. Dalam pidatonya, Hasan Khomeini menyoroti konflik berdarah sesama kaum muslim, terutama di Timur Tengah, gara-gara perbedaan mazhab.
"Padahal, seperti kata Imam Khomeini, Islam mengajarkan persatuan bukan perpecahan," ujar Hasan Khomeini, selama memberi sambutan berzikir dengan tasbih di tangan kirinya.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Sebuah motor tua terparkir di depan dua poster mendiang pemimpin Revolusi Islam Iran Imam Khomeini di kawasan Jamaran, utara Ibu Kota Teheran, Iran, Selasa, 31 Mei 2016. (Foto: Faisal Assegaf/Albalad.co)
Ratusan orang, termasuk peserta acara peringatan haul Imam Khomeini asal beragam negara, Selasa pagi lalu bergantian menengok dari balik jendela ke arah kamar pribadi sang imam. Yang terlihat cuma sebagian kamar berisi sofa dan foto sang imam.
Para pengunjung, termasuk empat warga Indonesia, bergantian memotret kamar pribadi Imam Khomeini dengan telepon seluler masing-masing. Semuanya juga berfoto selfie di kediaman Imam Khomeini rimbun oleh pepohonan zaitun sudah berbuah, seperti dilaporkan wartawan Albalad.co Faisal Assegaf dari Ibu Kota Teheran, Iran.
Kediaman mendiang Imam Khomeini ini berlokasi di kawasan elite Jamaran di utara Teheran, sekitar setengah jam bermobil dari pusat ibu kota. Rumah pernah dihuni Imam Khomeini ini berlokasi di dalam jalan hanya muat satu mobil dengan saluran air kecil di bagian tengah, bukan di kedua sisi seperti di Jakarta. Air got mengalir lancar itu pun jernih. :Kayak dari mata air pegunungan," celetuk seorang pengunjung.
Setidaknya, ada lima bus rombongan diparkir di sisi jalan masuk kompleks Jamaran. Untuk sampai ke rumah sang imam, para pengunjung berjalan kaki sejauh 300 meter. Di sisi kiri dan kanan berjejer poster Imam Khomeini. Juga berdiri stan dijaga gadis-gadis Iran sedap dipandang.
Para pengurus peziarah menyediakan minuman rasa jeruk bisa diambil pengunjung memakai gelas plastik. Juga disajikan kue dan air minum kemasan botol.
Dua perempuan Afghanistan berjilbab dan berabaya serba hitam, khas kaum Syiah, menitikkan air mata. Seorang pengunjung lainnya berusaha mengambil buah zaitun seolah ingin mengalap berkah dari Imam Khomeini.
Sehabis berpuas diri berfoto selfie di kediaman Imam Khomeini, para pengunjung diajak ke majelis tempat pemimpin Revolusi Islam Iran itu berceramah dan mengajar. Letaknya bersebelahan dengan rumahnya. Sehabis itu kunjungan dilanjutkan ke museum pribadi berisi foto-foto Imam Khomeini dalam beragam peristiwa penting, termasuk kepulangannya dari Paris setelah Syah Reza Pahlevi kabur dari Iran.
Sayangnya, tidak ada agenda pertemuan dengan putra sang imam, Hasan Khomeini. Dia baru muncul besoknya di acara seminar soal pemikiran politik Islam Imam Khomeini di Perpustakaan Nasional Iran. Dalam pidatonya, Hasan Khomeini menyoroti konflik berdarah sesama kaum muslim, terutama di Timur Tengah, gara-gara perbedaan mazhab.
"Padahal, seperti kata Imam Khomeini, Islam mengajarkan persatuan bukan perpecahan," ujar Hasan Khomeini, selama memberi sambutan berzikir dengan tasbih di tangan kirinya.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar